Warga Banyuwangi Jangan Lengah, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Terus Meningkat

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr Widji Lestariono membenarkan terjadinya peningkatan kasus kematian harian di wilayahnya akibat Covid-19.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 08 Juli 2021 | 21:24 WIB
Warga Banyuwangi Jangan Lengah, Kasus Kematian Akibat Covid-19 Terus Meningkat
Ilustrasi. Terpapar Covid-19, Belasan Warga Banyuwangi Meninggal dalam Sehari [Shutterstock]

SuaraMalang.id - Sejumlah 17 warga Banyuwangi, Jawa Timur meninggal terpapar Covid-19 dalam sehari. Kasus kematian terus meningkat dan mencemaskan.

Melansir timesindonesia.co.id -- jejaring suara.com, Kabupaten Banyuwangi dinilai sebagai daerah dengan kasus kematian harian tertinggi kedua di Jawa Timur. Berada di bawah Kabupaten Tuban dengan 30 kematian per hari.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, dr Widji Lestariono membenarkan terjadinya peningkatan kasus kematian harian di wilayahnya.

"Iya benar ada peningkatan. Hari ini ada 17 pasien Covid-19 yang meninggal dunia,” katanya, Kamis (8/7/2021).

Baca Juga:Kades di Banyuwangi Tagih Janji Motor Baru Dianggap Melukai Hati Nurani

Dijelaskannya, kasus kematian Covid-19 didominasi pasien dengan penurunan kesehatan yang cukup parah. Sebab, pasien ke rumah sakit telah dalam kondisi kritis.

Pasien, lanjut dia, mengalami kondisi klinis kekurangan oksigen dengan gejala kesulitan bernafas alias sesak nafas. Kondisi yang sudah parah itu, menurutnya, sangat kecil kemungkinan dapat diselamatkan.

“Saat datang pasien kebanyakan mengalami dissaturasi oksigen di bawah 90 persen. Juga mereka memiliki riwayat komorbid,” ungkap dr Rio.

Penambahan kasus positif Covid-19 di Banyuwangi terus meningkat cukup signifikan dalam beberapa hari ini. Total per hari ini saja, ada tambahan sebanyak 113 pasien baru.

Imbasnya, bed occupancy ratio (BOR ) di enam rumah sakit rujukan terisi penuh.

Baca Juga:Tagih Janji Bupati, Para Kades di Banyuwangi Minta Ganti Motor Baru

“Dengan adanya peningkatan jumlah konfirmasi harian, BOR juga meningkat. Hampir semua rumah sakit penuh. Baik ruang isolasi maupun ICU nya. Kita sudah meminta rumah sakit rujukan untuk menambah kapasitas bed. Memang ada kendala di SDM atau tenaga,” jelasnya.

Lonjakan pasien Covid-19, lanjut dia, membuat tenaga kesehatan (nakes) kelimpungan. Bahkan, dua RSUD sampai merekrut tambahan tenaga kesehatan dan relawan.

Sampai saat ini total ada 85 tenaga tambahan yang sudah dipekerjakan. Dengan formasi; tambahan dokter umum, perawat, bidan, tenaga teknis farmasi, analis laboratorium, hingga radiografer.

Selain itu, ada juga rekrutmen relawan untuk petugas oksigen, juru rawat jenazah, petugas kebersihan ruang rawat inap, hingga transporter.

"Mereka Kita tempatkan di RSUD Blambangan dan RSUD Genteng. Ini semua sudah selesai tanda tangan kontrak kerjanya. Insyaallah besok sudah bisa bertugas,” katanya.

Selain menambah kapasitas bed, kata Widji, pihaknya juga berencana menambah jumlah rumah sakit rujukan Covid-19. Setidaknya ada 7 rumah sakit swasta yang tengah dipersiapkan untuk menjadi rumah sakit rujukan.

“Cuma dari 7 rumah sakit non rujukan ini, ada yang sudah siap bahkan ada yang belum siap sama sekali. Kita akan terus melakukan pendampingan, hingga mereka benar-benar bisa melayani pasien Covid-19," ujarnya.

Kemungkinan terburuk kasus Covid-19 terus terjadi penambahan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi akan memanfaatkan gedung sekolah sebagai fasilitas isolasi pasien.

Sekadar informasi, berdasarkan data Covid-19 Jawa Timur, per hari ini tercatat ada 8.008 warga Banyuwangi yang terpapar virus. Sebanyak 653 kasus diantaranya masih aktif. Sementara jumlah kasus kematian mencapai 779 kasus dengan rasio kematian 9,73 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini