Pemkab Banyuwangi Diminta Lebih Aktif Merespons Kekerasan Pada Perempuan dan Anak yang Kian Menggila

Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ) kian menggila.

Muhammad Taufiq
Rabu, 20 Juli 2022 | 16:50 WIB
Pemkab Banyuwangi Diminta Lebih Aktif Merespons Kekerasan Pada Perempuan dan Anak yang Kian Menggila
Ilustrasi kekerasan anak. (shutterstock)

SuaraMalang.id - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ) kian menggila.

Statistis kasus tiga tahun belakangan ini menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2020 misalnya, angka kasusnya tercatat sebanyak 65 perkara.

Tahun berikutnya, 2021 meningkat fantastis hingga mencapai 98 kasus. Kasus kemudian meningkat lagi pada 2022, sejak Januari hingga Juni lali total sudah ada lebih dari 20 kasus.

Hal itu mengundang keprihatinan dari berbagai khalayak, tak terkecuali dari Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Farida Hanum.

Baca Juga:Terpopuler: Viral! Konten Jeje dan Saddam Dapat Kritik Tajam, Striker Kelahiran Banyuwangi Berkarier di Amerika Serikat

Pihaknya mengaku prihatin, apalagi baru-baru ini kasus terjadi di lingkungan pendidikan. Seperti kasus pimpinan ponpes berinsial Fz yang memperkosa dan mencabuli santrinya.

Selanjutnya guru berinisial WTN yang nekat memacari muridnya yang masih duduk di bangku SD. Tak hanya memadu asmara, pria itu juga nekat meniduri anak gadis yang masih di bawah umur tersebut.

Menanggapi hal itu, pihaknya mendesak pemerintah daerah untuk lebih aktif dalam melakukan pencegahan kekerasan perempuan anak di lingkungan masyarakat. Tak terkecuali juga di lingkungan pendidikan.

"Terlebih Banyuwangi sudah memiliki perda tentang kabupaten layak anak. Sehingga fungsi dari perda tersebut harus dimaksimalkan," kata Hanum sapaan akrabnya, dikutip dari suarajatimpost.com, jejaring media suara.com, Rabu (20/7/2022).

Menurut Hanum, Pemerintah Daerah tak boleh hanya berleha-leha menanggapi kasus perempuan anak yang kian menggila itu.

Baca Juga:Bupati Ipuk Minta Warga Banyuwangi Mewaspadai Peningkatan Kasus COVID-19

Pemerintah daerah harus berupaya untuk membuat terobosan dengan meningkatkan pengawasan dan pencegahannya.

"Sosialisasi mengenai kekerasan terhadap perempuan dan anak perlu dimaksimalkan.

Pemerintah harus hadir untuk memberikan jaminan tersebut," ujarnya.

Menurutnya sosialisasi mengenai Sex Education sudah sepatutnya diberikan kepada masyarakat maupun anak-anak.

Gunanya adalah untuk meningkatkan kesadaran diri khususnya oleh orang tua terhadap anak anak. Bagaimana mengenali pola-pola yang digunakan oleh para pelaku kekerasan anak.

"Pada dasarnya kita tidak bisa mengendalikan perilaku orang lain. Dengan cara tersebut, maka calon korban bisa menghindari atau melakukan antisipasi agar tak menjadi korban kekerasan perempuan berikutnya," kata dia.

"Jika sudah di luar kemampuan, maka korban bisa meminta pertolongan kepada lembaga yang mempunyai kapasitas dan memiliki sistem perlindungan anak," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini