SuaraMalang.id - Jumlah siswa baru di SMA Selamat Pagi Indonesia, Kota Batu, Jawa Timur mengalami penuruan. Jika tahun lalu jumlah siswa baru yang diterima sebanyak 90 siswa, tahun ini SMA SPI hanya menerima 40 siswa saja.
Kepala SMA SPI, Risna Amalia Ulfa mengatakan, jumlah siswa yang diterima tahun ini terdiri 50 persen siswa laki-laki dan 50 persen perempuan.
"Tetap seluruh provinsi di Indonesia terwakili, berasal dari lima agama dan anak Yatim Piatu serta anak kurang mampu," ujarnya mengutip Timesindonesia.co.id jejaring Suara.com, Sabtu (16/7/2022).
Bahkan, lanjut dia, peserta didik ada yang berasal dari Kamboja.
Lebih lanjut Risna menjelaskan bahwa penurunan jumlah siswa ini dikarenakan beberapa donatur menghentikan bantuannya ke SMA Selamat Pagi Indonesia.
Dijelaskannya, untuk bisa menjadi siswa SPI, sejumlah 40 peserta didik ini harus menjalani seleksi. Mereka tetap diharuskan tinggal di asrama dan mengembangkan kemampuan entrepreneurship.
Meski berada di tengah krisis pihaknya berusaha agar proses belajar mengajar SMA SPI Kota Batu tetap berjalan normal dan nyaman.
Seperti diketahui, pendiri Sekolah Selamat Pagi Indonesia, Julianto Eka Putra (JE) terjerat dugaan kasus kekerasan seksual. Ada enam korban dugaan kejahatan seksual yang resmi melapor dan seluruhya merupakan alumnus SPI.
Kasusnya ditangani Polda Jawa Timur dan resmi berstatus tersangka. Terkini, JE sebagai terdakwa telah menjalani serangkaian agenda persidangan di Pengadilan Negeri Malang. Dijadwalkan pekan depan, JE menjalani agenda putusan sidang.
Baca Juga:Perjalanan Kasus Julianto Eka Putra hingga Kini Akhirnya Dipenjara
Beberapa pekan terakhir, nama Julianto Eka Putra jadi sorotan publik pasca dua perempuan korban kekerasan seksual blak-blakan di acara podcast Deddy Corbuzier.