Para Peternak di Kota Batu Minta Warga Stop Datangkan Sapi dari Daerah Lain

Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak agaknya betul-betul menjadi momok bagi para peternak di Kota Batu. Mereka pun meminta warga agar stop datangkan sapi dari luar.

Muhammad Taufiq
Kamis, 12 Mei 2022 | 17:00 WIB
Para Peternak di Kota Batu Minta Warga Stop Datangkan Sapi dari Daerah Lain
Para peternak sapi perah di Kota Batu [Foto: ANTARA]

SuaraMalang.id - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak agaknya betul-betul menjadi momok bagi para peternak di Kota Batu. Mereka pun meminta warga agar stop datangkan sapi dari luar daerah.

Seperti para peternak sapi perah di wilayah Dusun Brau Desa Gunungsari Kecamatan Bumiaji. Ketua Kelompok Tani Margomulyo, Muhammad Munir di Kota Batu, mengatakan imbauan sementara agar tidak mendatangkan sapi dari luar wilayah itu.

Menurut dia, imbauan tersebut sebagai upaya untuk meminimalisasi adanya penyebaran virus PMK pada hewan ternak yang saat ini memang mewabah di Jawa Timur.

"Kami imbau untuk sementara waktu jangan sampai ada yang mendatangkan sapi dari luar wilayah. Itu untuk mencegah adanya penularan," kata Munir.

Baca Juga:Miris! Alun-alun Kota Batu Dipenuhi Sampah

Munir menjelaskan, selain mengimbau agar untuk sementara waktu tidak ada penambahan sapi dari luar wilayah tersebut, Kelompok Tani Margomulyo juga melakukan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan sanitasi kandang ternak, termasuk kebersihan alat perah susu sapi.

Hingga saat ini, lanjutnya di wilayah Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji belum ada laporan terkait adanya hewan ternak yang terindikasi terjangkit wabah PMK. Ia berharap wabah tersebut tidak menyerang sapi perah yang ada di wilayah itu.

Ia menjelaskan, di Dusun Brau ada kurang lebih sebanyak 500-600 ekor sapi perah dan 98 persen warga di wilayah tersebut merupakan peternak sapi perah. Sehingga, kehidupan masyarakat di dusun tersebut sangat tergantung pada keberadaan hewan ternak itu.

"Ini menjadi mata pencaharian pokok. Itu perekonomian utama kami, dari sapi perah dengan produksi susu itu. Semoga wabah PMK tidak sampai ke Brau," katanya.

Kelompok tani tersebut juga berencana untuk meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu untuk melakukan penyemprotan desinfektan pada seluruh kandang ternak yang ada di wilayah itu.

Baca Juga:Ambrol Beberapa Bulan, Jembatan Alternatif Kabupaten Malang-Kota Batu Belum Bisa Dilewati Pemudik

"Selain itu juga berharap ada pemberian vitamin dan antibiotik agar imunitas ternak bisa stabil dan terhindar dari wabah," katanya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu menyebutkan ada kurang lebih sebanyak 33 ekor sapi yang diduga terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku.

Sejumlah sample dari hewan ternak itu telah dikirimkan ke Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta untuk diteliti.

Di wilayah Kota Batu, tercatat ada sebanyak 12.579 ekor sapi perah dan 2.579 ekor sapi potong. PMK pada hewan ternak memiliki sejumlah ciri-ciri diantaranya adalah demam tinggi, adanya luka pada mulut maupun lidah hewan ternak dan muncul lendir berbusa yang berlebih.

Kemudian, nafsu makan hewan ternak berkurang, luka pada kaki, kuku hewan terlepas, susah berdiri, gemetar dan produksi susu menurun. Jika masyarakat mendapati gejala tersebut pada hewan ternak miliknya, diminta untuk segera menghubungi dinas terkait. ANTARA

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini