SuaraMalang.id - Pemerintah China mengecam aksi kekerasan di Masjid Al-Aqsa yang dilakukan polisi Israel. China terus memainkan peran konstruktif dalam mencari solusi dan mewujudkan perdamaian di Palestina dan Israel.
"China sangat prihatin dengan ketegangan yang terjadi secara terus menerus di Yerusalem, khususnya di Masjid Al Aqsa," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian mengutip dari Antara.
China menyerukan kepada komunitas internasional agar satu suara dalam menyikapi serangkaian serangan polisi Israel kepada warga Palestina di Masjid Al Aqsa.
"Sekali lagi kami menyerukan kepada komunitas internasional, khususnya negara-negara besar, agar satu suara dalam menghadapi persoalan utama Palestina dan mendorong Palestina dan Israel melakukan pembicaraan damai sesegera mungkin," kata Zhao.
Baca Juga:Balas Serangan Roket dari Palestina, Pesawat Israel Gempur Wilayah Gaza
Ia mendesak semua pihak yang bertikai agar menahan diri dan menyelesaikan perselisihan dengan kepala dingin melalui dialog dan negosiasi demi terpeliharanya perdamaian dan stabilitas di kawasan.
"Kami juga menyerukan kepada pihak-pihak terkait, terutama Israel, agar bisa menahan diri guna menghindari situasi tak terkendali," ucap Zhao.
Beberapa hari sebelumnya, Zhao juga mengecam tindakan pasukan militer Israel di Tepi Barat yang menewaskan lima warga sipil Palestina.
"China mengikuti perkembangan peristiwa tersebut dan sangat prihatin atas meningkatnya ketegangan antara Palestina dan Israel yang telah menyebabkan tewasnya korban sipil," kata Zhao, Jumat (15/4).
Pasukan Israel memasuki kompleks Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur dan melukai sekitar 30 warga Palestina, termasuk tiga wartawan.
Baca Juga:Jet Tempur Israel Kembali Menyerang Jalur Gaza
Serangan terkini yang terjadi pada Jumat pagi itu dibalas oleh warga Palestina dengan lemparan batu ke arah polisi Israel yang mengenakan perlengkapan anti huru-hara lengkap dan memasuki kompleks tempat suci umat Islam itu dengan menembakkan peluru karet dan granat kejut, demikian laporan Al Jazeera.