Viral Spanduk Malang Tolerant City Not Halal City di Balai Kota Malang Tuai Perdebatan Warganet hingga Trending Twitter

Spanduk tersebut juga terbentang di pagar Alun-alun Tugu. Foto spanduk tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @bedarmanto.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 17 Februari 2022 | 18:02 WIB
Viral Spanduk Malang Tolerant City Not Halal City di Balai Kota Malang Tuai Perdebatan Warganet hingga Trending Twitter
Viral Spanduk Malang Tolerant City Not Halal City di Balai Kota Malang Tuai Perdebatan Warganet hingga Trending Twitter. [Tangkapan layar Twitter/@bedarmanto]

SuaraMalang.id - Dunia maya dihebohkan dengan spanduk bertulis 'Malang Tolerant City Not Halal City' yang dipasang di pagar Balaikota Malang. 

Spanduk tersebut juga terbentang di pagar Alun-alun Tugu. Foto spanduk tersebut pertama kali dibagikan oleh akun Twitter @bedarmanto.

"Malang Tolerant City Not Halal City. Hebat warganya mbelgedes walikotanya," cuitnya disertai foto spanduk tersebut.

Cuitan yang diunggah pada 15 Februari 2022 itu pun telah mendapat  lebih dari 3 ribu likes. Bahkan, akibat cuitan tersebut, Malang menjadi trending nomor satu di Twitter.

Baca Juga:Meskipun Status PPKM Naik, Akses Wisata Gunung Bromo dari Malang Tetap Dibuka

Selain mengunggah foto spanduk yang terbentang di Balaikota dan alun-alun Tugu, pemilik akun juga mengunggah sebuah foto sejumlah orang yang diduga memasang spanduk tersebut.

Pemilik akun memberikan keterangan foto tersebut dengan kalimat 'Malang Raya Pancasila'.

Dalam foto terlihat sejumlah orang berada di trotoar. Sekelompok orang tersebut terdiri dari sejumlah laki-laki dan dua orang perempuan.

Belum diketahui maksud dan tujuan pemasangan spanduk tersebut. Namun, cuitan itu sukses menuai perdebatan dari warganet.

"Gimana mau halal city yang jual cilok dan pentolnya terbukti dari hasil lab 90 persen ada daging tikus. Jualannya gak jujur. Mending jujur aja kalau sempol ayam daripada sok daging sapi. Jujuran yang jual sate babi di oro-oro dowo. Halal city bukan berarti gak ada penjual makanan yang non halal," cuit @akuma***

Baca Juga:2 Cucu Eks Dokter Gugat Dinkes Jatim, RSSA dan ATR/BPN Kota Malang, Minta Ganti Rugi Rp 2,5 Miliar

"terus kalau ngomongin halal, emang hotel akan ditutup? Gak kan. Pasti bersyarat. Halal city cuma embel-embel untuk narik turis muslim mancanegara, buat gak ragu kalau ke malang. Mekkah holy city tetap ada nonis dan yang jual hamer dan daging haram cuma diregulasi dengan baik sampai gak terasa," imbuh @aku***

"Halal city ini fokusnya meningkatkan sektor pariwisata agar kehalalan fasilitasnya jelas (misal akses tempat ibadah, sertifikasi halal kuliner, dan lain-lain). Jadi wisatawan muslim tenang kalau mau liburan ke Malang. Terus sisi enggak tolerannya dimana ya," saut @satria***

"sebentar, di malang itu banyak yang non muslim (kristen) kok perlu kehalalan fasilitas? Kalau di bali iya perlu soalnya banyak yang hindu. Lha ini malang loh malang," kata @ambo***

"bud bud, sekelas Jepang negara maju aja membumikan wisata halal di sana, ini negara belum sepersennya dari jepang gaya-gayaan ada kota not halal city, mbok gak usah banyak gaya, gak usah bikin frame adu domba, Semeru mu batuk bingung lagi nanti," kata @susi***

"Wisata halal itu harusnya di tempat yang minoritas Islam gak sih? Maksudnya kalau tempatnya mayoritas Islam kan mana mungkin gak ada yang halal gitu," ujar @penye***

"Semakin suka sama Kota Malang, pemerintahannya, warga kotanya. Menjadikan Malang sebagai tolerant city. Serasa jadi pengen pindah jadi warga di sana. Love and peace for Malang," timpal erix**.

Kontributor : Fisca Tanjung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini