SuaraMalang.id - Seorang bocah remaja ditemukan tewas gantung diri pada Sabtu (13/2/2021). Diduga, bocah remaja adal Lombok TImur, NTT itu gantung diri lantaran kesal dengan kakaknya.
Gadis yang baru berusia 13 tahun itu dikabbarkan kesal dengan sang kakak yang menyembunyikan ponsel miliknya.
Remaja berinisial Y itu juga disebut-sebut putus sekolah.
Sebelum ditemukan tewas, Y sering terlibat cekcok dengan kakaknya karena beberapa urusan. Y berdebat dengan sang kakak saat diminta mencuci pakaian. Y pun meminta agar ponselnya dikembalikan secepatnya.
Baca Juga:Pria Bertato di Tangsel yang Gantung Diri Ternyata Anak Punk: Tekanan Batin
Sang kakak pun mengembalikan ponsel Y dengan jengkel. Emosi dengan si adik, ia mengembalikan HP itu dengan melemparnya ke tanah.
Tidak lama seusai HP di tangan, Y keluar rumah sembari membawa beberapa pakaian kotor dan seutas tali.
Melihat gelagat remaja itu, pihak keluarga mengaku awalnya tidak menaruh curiga. Sebab mereka menyangka Y benar-benar hanya akan pergi mencuci pakaian.
Akan tetapi, kejanggalan terjadi menjelang malam. Pasalnya, Y yang akan pergi mencuci pakaian tak kunjung pulang.
Ketiadaan kabar itu membuat sang ayah mulai resah. Dia kemudian meminta anaknya, S, untuk mencari keberadaan Y.
Baca Juga:HP Disembunyikan Kakak, Remaja 13 Tahun Ini Nekat Gantung Diri
S mencari ke tempat biasa Y mencuci pakaian yang tidak jauh dari rumahnya sampai-sampai dia kaget tidak terkira.
Merasa syok, S menemukan Y dalam keadaan tergantung di dahan pohon, tak jauh dari tempat dia mencuci.
Seketika itu pula, S langsung pulang ke rumah dan memberi tahu hal tersebut kepada kakak dan ayahnya.
Kapolsek Jerowaru melalui Kasubag Humas Polres Lotim Iptu Lalu Jaharuddin sudah membenarkan adanya kejadian yang menewaskan remaja putri ini.
Pihaknya sudah menindaklanjuti dengan mendatangi langsung tempat kejadian dan melakukan oleh TKP.
"Laporan warga tersebut langsung ditindaklanjuti dengan mendatangi dan melakukan ulah TKP," kata Iptu Jaharuddin.
Lebih lanjut, Iptu Jaharuddin menerangkan bahwa kasus gantung diri itu sejauh ini masih dalam tahap penyelidikan.
Meski begitu, menurut keterangan beberapa saksi, Y dikenal sebagai orang yang kerasa kepala dan jarang menengar nasehat orang lain termasuk orang tua maupun kakanya.
Keluarga menolak jenazah Y diautopsi karena meurut mereka itu merupakan sebuah musibah.
"Pihak keluarga menolak dilakukan autopsi, mereka menerima sebagai suatu musibah, degan dikuatkan surat pernyataan," tegas Iptu Jaharuddin.
Catatan Redaksi: Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.
Bisa juga Anda menghubungi LSM Jangan Bunuh Diri melalui email [email protected] dan telepon di 021 9696 9293. Ada pula nomor hotline Halo Kemkes di 1500-567 yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi di bidang kesehatan, 24 jam.