Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Senin, 13 Januari 2025 | 14:36 WIB
Baqi Memorial Park.

Warga juga menilai lokasi yang direncanakan tidak layak untuk pemakaman komersial. Selain jalan akses yang gelap dan rawan kejahatan, area tersebut juga sering dianggap angker oleh masyarakat sekitar.

"Sebagus apapun, itu tetap pemakaman. Warga khawatir jalanan tetap gelap dan akan terus dianggap angker," kata Mahmudi.

Sebaliknya, warga mendukung rencana pembangunan pondok pesantren Alquran di tanah sekitar lokasi tersebut, yang sudah dibeli oleh pihak lain.

"Kami lebih senang kalau di sana ada pesantren, karena membuat lingkungan jadi lebih indah dan bermanfaat," ujarnya.

Penolakan warga telah berlangsung sejak Desember 2024, dengan ratusan tanda tangan petisi menolak rencana pembangunan pemakaman.

Pada Rabu (8/1/2025), warga memasang segel di lokasi sebagai bentuk protes atas kelanjutan aktivitas pemasaran dan pembangunan.

Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa lahan yang direncanakan menjadi pemakaman masih kosong, dengan hanya terlihat beberapa patok dan pembatas. Namun, akses jalan ke lokasi telah ditutup dengan banner protes dari warga.

Tim hukum Baqi Memorial Park yang sebelumnya aktif berkomunikasi dengan warga belum memberikan tanggapan hingga berita ini ditayangkan pada Minggu (12/1/2025) malam. Warga berharap pihak Baqi menghormati aspirasi masyarakat dan mencari solusi yang lebih baik.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More