Gen Z dan Milenial Dominasi Kunjungan Poli Jiwa di Batu, Ada Apa?

"Rata-rata keluhannya masih dalam taraf yang tidak terlalu parah, mulai dari gangguan tidur, cemas berlebih, hingga depresi," tambahnya.

Bernadette Sariyem
Rabu, 16 Oktober 2024 | 18:08 WIB
Gen Z dan Milenial Dominasi Kunjungan Poli Jiwa di Batu, Ada Apa?
Ilustrasi Gen Z / Generasi Z (123rf)

SuaraMalang.id - Jumlah kunjungan pasien ke Poli Jiwa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karsa Husada Kota Batu terus meningkat, dengan mayoritas pasien berasal dari kalangan usia produktif, khususnya Gen Z dan milenial. Selain itu, ada juga pasien dari kategori anak-anak.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Karsa Husada, dr. Ferdinandus Stevanus Kakiay, sejak Poli Jiwa dibuka pada tahun 2022, jumlah pasien yang datang terus bertambah.

"Mayoritas pasien yang datang berusia belasan hingga 30-an tahun, dan setiap tahunnya cenderung meningkat. Sekarang kami melayani sekitar 5-10 pasien per hari," ungkapnya pada Selasa (15/10/2024).

Pasien yang datang ke Poli Jiwa mengalami berbagai gangguan, termasuk depresi, skizofrenia, dan bipolar, dengan bipolar menjadi keluhan paling umum.

Baca Juga:H-43 Pilkada Kota Batu: Logistik Siap, Surat Suara Ditunggu Akhir Oktober

"Rata-rata keluhannya masih dalam taraf yang tidak terlalu parah, mulai dari gangguan tidur, cemas berlebih, hingga depresi," tambahnya.

Ferdinandus juga menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan jiwa para remaja hingga dewasa, seperti perceraian orang tua, tekanan ekonomi, gaya hidup konsumtif, masalah rumah tangga, dan kecanduan gadget.

Media sosial juga dianggap berperan dalam memicu gangguan jiwa, terutama bagi remaja yang terpengaruh oleh pameran kekayaan dan gaya hidup hedon.

"Tekanan sosial dari media sosial membuat banyak remaja berusaha meniru gaya hidup yang tidak realistis, yang pada akhirnya menyebabkan depresi. Selain itu, mahasiswa yang stres karena skripsi dan anak-anak yang kecanduan gadget juga menjadi pasien di sini," jelas Ferdinandus.

Untuk pasien anak-anak yang kecanduan gadget, kurangnya pengawasan dan kontrol dari orang tua menjadi faktor utama.

Baca Juga:Awas! Pelanggaran Pilkada di Kota Batu, Laporkan! Kejaksaan Siap Tindak

"Pasien dengan kecanduan gadget biasanya sulit diajak berkomunikasi karena tidak fokus," tambahnya.

Ferdinandus menyatakan bahwa sebagian besar pasien masih berada dalam taraf gangguan yang tidak terlalu parah.

Penanganan dilakukan melalui konsultasi, psikoterapi, dan terapi obat, serta melibatkan psikolog untuk mendukung proses pemulihan pasien.

Dengan peningkatan jumlah pasien, RSUD Karsa Husada Kota Batu terus berupaya memberikan layanan yang tepat bagi masyarakat yang membutuhkan perawatan kesehatan jiwa.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini