SuaraMalang.id - Tragis dan penuh penyesalan, itulah kondisi yang menggambarkan Briptu FN setelah membakar suaminya, Briptu RDW, hingga tewas.
Meski tersulut emosi, Briptu FN masih sempat membawa suaminya ke rumah sakit dan meminta maaf, berharap korban bisa diselamatkan.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, mengungkapkan bahwa setelah membakar Briptu RDW, Briptu FN menunjukkan rasa tanggung jawab dengan segera menolong suaminya.
"FN membawa suaminya ke RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto bersama beberapa tetangga," ujar Dirmanto di Surabaya, dikutip hari Senin (10/6/2024).
Baca Juga:Fakta Baru Polwan Bakar Polisi: Korban Diborgol Lalu Disiram Bensin
Briptu RDW, yang bertugas di Polres Jombang, menderita luka bakar sebesar 90 persen dan akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. Sebelum meninggal, Briptu FN sempat meminta maaf kepada suaminya atas perbuatannya.
Peristiwa nahas ini bermula saat Briptu FN mengecek saldo ATM milik suaminya pada Sabtu (9/6/2024) sekitar pukul 09.00 WIB dan mendapati gaji ke-13 yang seharusnya senilai Rp2.800.000 hanya tersisa Rp800.000.
Marah dan kecewa, Briptu FN menghubungi suaminya untuk mengklarifikasi hal tersebut dan memintanya segera pulang ke Aspol di Jalan Pahlawan, Kota Mojokerto.
Sebelum suaminya pulang, Briptu FN membeli bensin dan menyuruh asisten rumah tangga (ART) untuk mengajak ketiga anaknya bermain di luar rumah.
Dalam kondisi pintu rumah terkunci, Briptu FN dan suaminya bertengkar. Tangan kiri Briptu RDW diborgol dan dikaitkan di tangga di garasi, lalu tubuhnya disiram bensin. Briptu FN kemudian menyalakan korek api dan membakar tisu yang menyambar ke tubuh suaminya yang sudah berlumuran bensin.
Baca Juga:Polisi Tewas Terbakar di Asrama, Istri yang juga Polwan Jadi Tersangka
Korban berteriak minta tolong dan berusaha keluar dari garasi, namun terhalang oleh mobil dan borgol di tangannya.
Saksi Alvian mendengar teriakan tersebut dan segera masuk ke dalam garasi untuk memadamkan api yang membakar tubuh korban.
Menurut Kombes Dirmanto, motif tindakan Briptu FN diduga dipicu oleh kemarahan karena suaminya sering menghabiskan uang belanja yang seharusnya digunakan untuk membiayai kehidupan mereka dan ketiga anaknya untuk berjudi online.
"Saudara almarhum korban sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya. Ini dipakai untuk, mohon maaf, main judi online," jelas Dirmanto.
Dirmanto menambahkan bahwa aksi kekerasan ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh Briptu FN, yang memiliki tiga anak, termasuk sepasang anak kembar berusia 4 bulan dan seorang anak berusia 2 tahun.
"Karena saking jengkelnya dan banyaknya kebutuhan biaya, FN melakukan tindakan tersebut," tutupnya.
Kontributor : Elizabeth Yati