Ahli di Oxford Memperingatkan Efek Samping Covid-19 Bisa Kejang dan Epilepsi, Tapi....

Kabar terbaru terkait Covid-19 datang dari para petugas medis di Oxford Amerika Serikat. Ternyata, efek samping Covid-19 bisa membuat orang kejang-kejang dan epilepsi

Muhammad Taufiq
Kamis, 17 November 2022 | 13:48 WIB
Ahli di Oxford Memperingatkan Efek Samping Covid-19 Bisa Kejang dan Epilepsi, Tapi....
Ilustrasi Covid-19. [Antara]

SuaraMalang.id - Kabar terbaru terkait Covid-19 datang dari para petugas medis di Oxford Amerika Serikat. Ternyata, efek samping Covid-19 bisa membuat orang mengalami kejang-kejang dan epilepsi.

Para ahli dari Oxford itu membuat laporannya dalam sebuah jurnal kesehatan. Menurut para peneliti itu, Covid-19 bisa menimbulkan resiko komplikasi yang lebih besar dari pada flu.

Komplikasi ini bisa menyerang siapa saja yang pernah terjangkit Covid. Peringatan ini disampaikan oleh para ahli itu setelah mereka melakukan identifikasi komplikasi lain.

Jurnal ini kemudian dikutip oleh The Sun. Meskipun beresiko memicu komplikasi, akan tetapi mereka menggarisbawahi risiko tersebut keseluruhan masih rendah.

Baca Juga:Perkembangan Terbaru Kasus Pelecehan Seksual di Titik Nol Jogja, Ini Kata Polisi

Peningkatan risiko lebih terlihat pada anak-anak daripada orang dewasa, dan juga lebih umum pada mereka terkena infeksi Covid-19 tapi tidak dirawat di rumah sakit.

Para peneliti itu telah mempelajari catatan kesehatan lebih dari 150.000 orang dengan flu dan virus Covid-19. Tak satu pun dari pasien yang sebelumnya mengalami epilepsi atau kejang dan semuanya serupa dalam hal usia, jenis kelamin, dan riwayat medis.

Peringatan mendesak juga diperuntukkan bagi siapa saja yang pernah terjangkit Covid, karena kalau tertular lagi bisa 'lebih mematikan'.

Setelah meninjau kembali data selama periode enam bulan, para ilmuwan itu menemukan bahwa mereka yang menderita Covid-19, 55 persen lebih mungkin mengembangkan epilepsi atau kejang selama enam bulan ke depan dibandingkan orang yang menderita flu.

"Meskipun demikian, risiko keseluruhan untuk kejang atau epilepsi rendah," kata penulis studi, Arjune Sen dari University of Oxford.

Baca Juga:Warga Munduk Buleleng Tewas Gantung Diri, Diduga Karena Ini

"Ini kurang dari satu persen dari semua orang yang dites positif bug," katanya menambahkan.

Ditambahkan juga, meningkatnya risiko kejang dan epilepsi pada anak-anak memberi kita alasan lain untuk mencoba mencegah infeksi Covid-19 pada anak-anak.8

"Orang-orang harus menginterpretasikan hasil ini dengan hati-hati meskipun risiko keseluruhannya rendah," katanya lagi.

"Kami merekomendasikan bahwa profesional perawatan kesehatan memberikan perhatian khusus kepada individu yang mungkin memiliki fitur kejang yang lebih halus, seperti kejang sadar fokal, dimana orang harus waspada dan sadar akan apa yang sedang terjadi, terutama dalam tiga bulan setelah terinfeksi Covid-19 yang tidak terlalu parah," tambahnya lagi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini