SuaraMalang.id - Cuaca saat musim hujan menjadi faktor bencana hidrometeorologi belakangan ini. Dalam mitigasi bencana tersebut, Pemkot Malang melibatkan seluruh elemen masyarakat hingga tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW).
Wali Kota Malang Sutiaji di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis, mengatakan Pemerintah Kota Malang tidak hanya mempersiapkan personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk upaya mitigasi bencana hidrometeorologi.
"Bukan hanya personel saja yang kami siapkan, tapi sampai ke RT/RW. Karena itu bisa menjadi kekuatan kita untuk melakukan mitigasi bencana," kata Sutiaji.
Sutiaji menjelaskan, memasuki musim hujan seperti saat ini, ia juga melakukan koordinasi dengan lurah-lurah yang ada di wilayah Kota Malang. Koordinasi tersebut dilakukan untuk mengecek titik-titik mana saja yang mengalami banjir pada saat terjadi hujan deras.
Baca Juga:Malang hingga Sidoarjo Alami Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Mojokerto Turut Antisipasi
Sutiaji mengungkapkan, penanganan banjir, khususnya pada saat memasuki musim hujan, di wilayah Kota Malang tidak bisa dilakukan secara terpisah. Harus ada cetak biru penanganan banjir yang komprehensif dan lengkap.
"Jika tidak ada dokumen penanganan banjir yang komprehensif, akan terjadi secara parsial. Satu titik ditangani, muncul titik lainnya. Itu sudah kami tangani, dan untuk jangka panjang, pada 2028 Kota Malang seharusnya sudah bebas banjir," ujarnya.
Saat ini, lanjutnya, Pemerintah Kota Malang juga tengah melakukan perbaikan dan pembangunan sistem drainase. Perbaikan sistem drainase tersebut diharapkan bisa rampung dalam waktu dekat.
"Diharapkan segera rampung pembangunan drainase ini. November awal ini saya harapkan sudah rampung," ujarnya.
Sejumlah titik yang dilakukan perbaikan sistem drainase, di antaranya adalah kawasan Lowokwaru, Tulusrejo, Jatimulyo dan Mojolangu. Sistem drainase tersebut akan mengalirkan air ke Sungai Brantas.
Baca Juga:Detik-detik Evakuasi Tiga Bocah Terjebak Banjir di Kali Kutuk Malang
"Memang biayanya cukup besar, sekitar Rp480 miliar. Karena ada penataan median jalan termasuk trotoar," katanya.
Di Kota Malang, ada sejumlah titik yang menjadi langganan banjir pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Sejumlah titik tersebut, di antaranya adalah Jalan Borobudur, Jalan Letjen S Parman, Jalan A Yani, kawasan Sulfat yang berada di Kecamatan Blimbing.
Bukan itu saja, kawasan langganan banjir lainnya adalah Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Jalan Bareng, dan Jalan Galunggung, Kecamatan Klojen. [ANTARA]