SuaraMalang.id - Tragedi Kanjuruhan menyisakan kesedihan yang teramat dalam bagi publik sepakbola nasional. Pun para korban hingga kini masih berusaha pulih dari luka fisik hingga psikologis setelah peristiwa mengerikan tersebut mengundang derai air mata dari penjuru negeri.
Adalah Cahayu Nur Dewata, salah satu penyintas Tragedi Kanjuruhan yang kini mencoba pulih dengan menjalani berbagai perawatan pun kini mulai membaik.
Namun, saat ini mata remaja berusia 16 tahun ini masih merah dan harus menjalani perawatan rutin untuk pemulihan.
"Masih sedikit pusing kalau melihat cahaya," kata Cahayu, ditemui di kediamannya Jalan Pulau Galang, Kelurahan Ciptomulyo, Kota Malang Sabtu (22/1/2022).
Baca Juga:Saksikan Langsung Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal, Relawan Medis Alami Trauma Akut
Kakak Cahayu, Yeni Puspita Eden (23) mengungkapkan, saat ini kondisi adiknya membaik. Mata merah Cahayu sebenarnya perlahan pulih dibandingkan kondisi sebelumnya. Kemudian, tangan kanannya sempat tak bisa digerakkan dan kini kian membaik berkat akupuntur.
"Tangannya agak baik sudah terapi dua kali, terapi tusuk jarum itu," kata Yeni.
Cahayu sendiri ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri pada malam jahanam Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022 silam. Ia menyaksikan tim kesayangannya berlaga melawan musuh bebuyutannya Persebaya Surabaya.
Kala itu, ia datang bersama beberapa temannya dan menyaksikan dari Tribun Selatan, tepatnya pintu 12.
Sayangnya dalam peristiwa tersebut, ia kehilangan sahabatnya yang menjadi salah satu korban meninggal dalam Tragedi Kanjuruhan.
Baca Juga:Komnas HAM: Gas Air Mata Penyebab Utama Terjadinya Tragedi Kanjuruhan
Cahayu yang berhasil dievakuasi ke rumah sakit, sempat mengalami koma selama tiga hari. Pun saat sadarkan diri, ia mengalami hilang ingatan. Keluarga terus berusaha memulihkan ingatan Cahayu.
Dari paparan dokter, setidaknya butuh waktu enam bulan hingga satu tahun untuk membuat ingatan Cahayu kembali sepenuhnya.
"Kata dokter pulihnya bisa enam bulan sampai satu tahun untuk saya ingat sembuh total. Sekarang ya saya cuma bantu ingatan lewat foto sama cerita-cerita masa kecil. Apalagi biasanya setelah dia ngomong, lima menit kemudian dia lupa apa yang dia omongkan," katanya.
Sebelumnya diberitakan hingga Jumat (21/10/2022), korban Tragedi Kanjuruhan yang masih terpantau dalam kondisi kritis berjumlah dua orang. Kedua korban peristiwa paling berdarah dalam persepakbolaan nasional tersebut masih menjalani perawatan di ruang ICU Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Pernyataan tersebut disampaikan, Kepala Dinas Kesehatan Malang Wiyanto Wijoyo. Ia menyebutkan, selain dua kritis, empat korban lainnya juga masih menjalani rawat inap di RSSA Kota Malang.
"Untuk korban yang rawat inap sekarang masih ada enam orang. Di RSSA Malang ada empat, dua diantaranya di ruang ICU. Sedangkan dua korban lagi di RSUD Kanjuruhan Kepanjen," ucap Wijoyo yang juga Kepala Posko Crisis Center Tragedi Kanjuruhan seperti dikutip Beritajatim.com-jaringan Suara.com pada Jumat (21/10/2022) sore.
Wijoyo mengemukakan, dua korban yang masih dalam kondisi kritis masih membutuhkan perawatan intensif.
"Dua korban yang di ruang ICU karena membutuhkan penanganan intensif. Sehingga ketika kondisinya kritis, bisa cepat mendapat penanganan. Sedangkan yang dirawat di ruang biasa, periode kritisnya sudah berlalu," ujarnya.
Ia melanjutkan, hingga saat ini tercatat ada 794 orang yang menjadi korban dalam Tragedi Kanjuruhan.
Kontributor : Aziz Ramadani