SuaraMalang.id - Hal yang membedakan Ramadhan dengan bulan lain adalah Lailatul Qadar. Ibadah pada waktu tersebut istimewa karena lebih baik dibandingkan dengan seribu bulan.
Karenanya, banyak umat Islam berharap dapat bertemu Lailatul Qadar. Namun, kapan malam istimewa ini akan terjadi?
Para ulama memiliki pandangan masing-masing tentang kapan terjadinya lailatul qadar.
Malam spesial ini tidak bisa ditentukan tanggalnya dan tidak hanya terjadi di saat bulan Ramadhan saja. Bisa saja lailatul qadar terjadi di bulan lain. Namun sedikit ulama yang mendukung pendapat ini.
Baca Juga:Komunitas Muslim Etnis Cham di Seattle, Melestarikan budaya Meski Tidak Lagi Punya Negara
Di antara mereka adalah riwayat yang dinisbatkan pada sahabat Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ikrimah dan ulama Ahli Kufah. (Ibnu Hajar, Fath al-Bary, IV, halaman: 263; Ibnu Katsir, Tafsir Ibni Katsir, VIII, halaman: 446)
Sebagian ulama, yakni Utsman bin Abi al-Ash dan Hasan al-Bashri dan sebagian Syafi’iyah menyatakan bahwa yang paling bisa diharapkan adalah sepuluh hari kedua bulan Ramadhan.
Sedangkan mayoritas ulama mengatakan bahwa yang paling bisa diharapkan adalah tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, ini adalah pendapat terkuat (Ibnu Hajar, Fath al-Bary, IV, halaman: 263). Imam Nawawi berkata:
"Mazhab kami adalah mazhab mayoritas ulama bahwa lailatul qadar terjadi di sepuluh terakhir Ramadhan dan paling bisa diharapkan di malam ganjilnya," (An-Nawawi, Raudlatat-Thalibin, II, halaman: 389)
Menurut golongan mayoritas ulama tersebut, tanggal lailatul qadar adalah misteri yang tidak perlu diungkap. Ibnu Katsir menerangkan bahwa waktu lailatul qadar memang disembunyikan agar umat senantiasa menghidupkan tiap malamnya di bulan Ramadhan tanpa memilih-milih tanggal berapa. Bila orang tahu tanggalnya, maka akan giat di tanggal tertentu saja (Ibnu Katsir, Tafsir Ibni Katsir, VIII, halaman: 451).
Baca Juga:Cara Perempuan Haid Beribadah di 10 Hari Terakhir Ramadhan 2022