Purnacandra, Tradisi Memainkan Api Jelang Purnama Ramadhan di Banyuwangi

Atraksi purnacandra mempertontonkan aksi kelihaian muda-mudi memainkan api dengan berbagai gaya.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 21 April 2022 | 19:27 WIB
Purnacandra, Tradisi Memainkan Api Jelang Purnama Ramadhan di Banyuwangi
Atraksi Purnacandra di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi [Suara.com/Achmad Hafid Nurhabibi]

SuaraMalang.id - Momen menjelang bulan purnama khususnya saat Ramadhan, muda-mudi di Lingkungan Papring, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi memainkan sebuah atraksi bernama Purnacandra.

Atraksi purnacandra mempertontonkan aksi kelihaian muda-mudi memainkan api dengan  berbagai gaya. Mulai dari wahana sepak bola api, memutar tongkat api, hingga yang paling ekstrim menyembur api obor.

Tak sembarangan orang diperbolehkan memainkan tradisi ini, hanya anak-anak yang sudah terlatih dan mahir saja, bagi yang masih belum berkesempatan latihan, masih bisa menonton tanpa mengurangi keseruannya.

Fendi, salah satu pemuda pemain atraksi purnachandra mengatakan, persiapan menyuguhkan penampilan purnachandra memang membutuhkan tenaga dan pikiran yang cukup banyak. Sebab pentingnya ketelitian dan kecermatan dalam bermain.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Banyuwangi Kamis 21 April 2022

"Sebelumnya saya mulai kecil sampai sekarang ya pertama kali ini, sudah beberapa kali berlatih, dan baru berkesempatan bermain saat ini," kata Fendi, Kamis (21/4/2022).

Bahan-bahan yang digunakan cukup ramah lingkungan, diantaranya tempurung kelapa tua untuk bola api, sebatang datang kayu untuk tongkat api, bambu dan serabut kelapa untuk membuat obor. Sedangkan untuk memunculkan api, mereka menggunakan minyak gas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, M Yanuarto Bramuda mengungkapkan, gaung masyarakat Banyuwangi dalam mempertahankan tradisi dan ciri khas daerah memang terbilang baik. 

Hadirnya atraksi purnachandra hingga saat ini merupakan bukti kepedulian masyarakat terhadap nilai-nilai tradisi dan kebudayaan di Bumi Blambangan. 

"Kami mengapresiasi kepada masyarakat yang mencoba menghidupkan kembali, kita ketahui bahwa kekuatan Banyuwangi ada di budaya-budaya lokal, sebagaimana seblang, barong ider bumi, terus kebo-keboan, itu budaya lokal yang kemudian kita angkat menjadi suatu atraksi wisata, siapa tau nanti purnachandra bisa kita angkat menjadi salah satu festival," ujar Bramuda.

Baca Juga:Sorotan Berita Kemarin: Pria Bernama Unik Hari Idul Fitri hingga Emak-emak Banyuwangi Versus Baim Wong

Kontributor: Achmad Hafid Nurhabibi 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini