Alhamdulillah! 30 Daerah di Jatim Sudah 0 Persen Kematian

Kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ) sudah mulai menurun, terutama untuk angka kasus kematian akibat virus asal Wuhan China ini.

Muhammad Taufiq
Minggu, 10 Oktober 2021 | 13:38 WIB
Alhamdulillah! 30 Daerah di Jatim Sudah 0 Persen Kematian
Unggahan layar Instagram Khofifah [Tangkapan layar Instagram]

SuaraMalang.id - Kasus Covid-19 di sejumlah daerah di Jawa Timur ( Jatim ) sudah mulai menurun, terutama untuk angka kasus kematian akibat virus asal Wuhan China ini.

Informasi ini sebelumnya juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa lewat akun Instagramnya @khofifah.ip. Menurut gubernur, angka kasus terbaru telah mengalami penurunan.

"Alhamdulillah, dua hari terahir tercatat angka kematian covid-19 di Jawa Timur menunjukkan angka terendah selama pandemi. Tanggal 8 Oktober tercatat 7 kasus dengan 33 kab/ kot *nol* kematian dan tanggal 9 Oktober tercatat 8 kasus dengan 30 kab/ kot *nol* kematian covid-19," tulis akun Khofifah, Minggu (10/10/2021).

Sementara itu, berdasarkan data Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, per Jumat (8/10/2021), jumlah penambahan kematian di Jatim mencapai angka terendah selama pandemi yaitu sebanyak 7 kasus. Sementara pada Sabtu (9/10/2021) tercatat 8 kasus.

Baca Juga:Kunjungan Lapas di Jatim Wajib Menggunakan Aplikasi PeduliLindungi

Total penambahan tersebut berasal dari Kota Batu, Kota Surabaya, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Jember, Kabupaten Malang, Kota Blitar, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Nganjuk. Masing-masing kabupaten dan kota tersebut terdapat sebanyak 1 kasus kematian.

Sedangkan untuk 30 kabupaten atau kota lainnya di Jatim tercatat sebanyak 0 kasus kematian Covid-19. Artinya sudah 78,95 persen daerah di Jatim terdapat 0 (nol) kasus kematian hari ini.

Atas capaian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan terima kasih dan bersyukur atas kerja keras, sinergi, doa serta kolaborasi dari tenaga kesehatan, pemkab atau pemkot dan Forkopimda se-Jatim, serta seluruh elemen strategis masyarakat.

"Terima kasih atas kerja keras dari para nakes, bupati/wali kota, forkopimda, dan semua pihak. Dalam dua hari terahir Jumat dan Sabtu tanggal 8 dan 9 Oktober 2021, jumlah penambahan kematian di Jatim mencapai 7 dan 8 kasus," ujarnya, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Minggu (10/10/2021).

Sebelumnya, kata dia, jumlah penambahan kasus kematian terendah 10-15 orang. Alhamdulillah, dua hari ini tercatat di bawah 10 kasus dan merupakan kasus dengan jumlah penambahan kematian terendah selama pandemi," tuturnya.

Baca Juga:Suasana Partai Final Bulu Tangkis PON XX Papua, Jakarta VS Jawa Barat dan Jawa Timur

"Alhamdulillah, 30 kabupaten/kota di Jatim tercatat 0 (nol) penambahan kasus kematian. Artinya ada sebanyak 78,95% daerah di Jatim yang tidak ada penambahan kasus kematian karena Covid-19 ," imbuh Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menjelaskan, terdapat beberapa hal yang membuat bertambah rendahnya kematian di Jatim. Yaitu adanya kemampuan respon yang adequate.

Respons ini dibagi tiga yaitu kapasitas tracing yang cukup, ditunjang jumlah testing yang memadai mencapai 170 ribu per minggu, serta positivity rate yang rendah mencapai 0,49 persen / minggu.

"Dampaknya kasus-kasus terkonfirmasi positif bisa ditemukan lebih awal, sehingga isolasi bisa cepat dilakukan, dan kemungkinan kasus-kasus menyebar pada orang berisiko tinggi bisa dihambat. Dengan demikian kematian bisa ditekan," papar Mantan Mensos RI.

Selanjutnya, jelas Khofifah tracing yang tinggi di Jatim sudah diangka 22,52 rasio kontak erat/kasus konfirmasi membuat kasus-kasus terkonfirmasi bisa direm, supaya tidak menulari kepada mereka yang berisiko tinggi atau komorbid. Sehingga mereka tidak tertular Covid-19 dengan gejala berat.

Selain itu, lanjut Khofifah, BOR RS yang cukup rendah bahkan menurut RS On line Kemenkes RI per tanggal 9 Oktober 2021 menunjukkan BOR ICU Covid-19 komulatif Jawa Timur tercatat 7 persen, Isolasi 4 persen dan RS. Darurat Covid-19 tercatat 2 persen.

Sebagaimana diketahui sesuai standar dari WHO (organisasi kesehatan dunia) bahwa BOR harus di bawah 60%. Dengan demikian maka BOR di Jawa Timur baik ICU, Isolasi maupun RSDC sudah sangat jauh dibawan rekomendasi WHO yaitu dibawah 60 %.

Sebagai contoh di saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara eksponensial pada pertengahan Juli 2021, Pemprov Jawa Timur sempat membuka Ruang Isolasi Khusus dan ICU Covid-19 pada lahan parkir RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Termasuk free filling Oksigen Station di beberapa titik di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kabupaten Gresik, Bakorwil Malang, Bakorwil Madiun, dan Bakorwil Jember.

Selain itu, juga menyiapkan 164 RS Rujukan se-Jatim, isolasi terpusat (isoter) bagi pasien-pasien isoman, maupun membuka beberapa RS Lapangan. Serta juga massifnya 3T (testing, tracing, dan treatment) di Jatim.

Meski demikian, Khofifah tidak pernah berhenti mengingatkan sekaligus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) dan percepatan vaksinasi.

Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes dan percepatan vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.

"Terima kasih atas semua kerja keras, kekompakan dan do'a terbaik untuk kita semua. Kita terus berikhtiar dan berdoa agar kondisi Covid-19 di Jatim makin terkendali, dan makin melandai," kata gubernur perempuan pertama di Jatim.

Sekali lagi, mari kuatkan disiplin prokes dan percepat vaksinasi. Tetap pakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari kerumunan. Saya mohon mari jaga bersama, jangan lengah, jangan kendor," katanya menegaskan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini