Sebagaimana diketahui sesuai standar dari WHO (organisasi kesehatan dunia) bahwa BOR harus di bawah 60%. Dengan demikian maka BOR di Jawa Timur baik ICU, Isolasi maupun RSDC sudah sangat jauh dibawan rekomendasi WHO yaitu dibawah 60 %.
Sebagai contoh di saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 secara eksponensial pada pertengahan Juli 2021, Pemprov Jawa Timur sempat membuka Ruang Isolasi Khusus dan ICU Covid-19 pada lahan parkir RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Termasuk free filling Oksigen Station di beberapa titik di Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kota Kediri, Kabupaten Gresik, Bakorwil Malang, Bakorwil Madiun, dan Bakorwil Jember.
Selain itu, juga menyiapkan 164 RS Rujukan se-Jatim, isolasi terpusat (isoter) bagi pasien-pasien isoman, maupun membuka beberapa RS Lapangan. Serta juga massifnya 3T (testing, tracing, dan treatment) di Jatim.
Baca Juga:Kunjungan Lapas di Jatim Wajib Menggunakan Aplikasi PeduliLindungi
Meski demikian, Khofifah tidak pernah berhenti mengingatkan sekaligus mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes) dan percepatan vaksinasi.
Ini penting, karena kedisiplinan menjalankan prokes dan percepatan vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan Covid-19.
"Terima kasih atas semua kerja keras, kekompakan dan do'a terbaik untuk kita semua. Kita terus berikhtiar dan berdoa agar kondisi Covid-19 di Jatim makin terkendali, dan makin melandai," kata gubernur perempuan pertama di Jatim.
Sekali lagi, mari kuatkan disiplin prokes dan percepat vaksinasi. Tetap pakai masker, jaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, hindari kerumunan. Saya mohon mari jaga bersama, jangan lengah, jangan kendor," katanya menegaskan.
Baca Juga:Suasana Partai Final Bulu Tangkis PON XX Papua, Jakarta VS Jawa Barat dan Jawa Timur