SuaraMalang.id - Temuan koin kuno bermotif huruf China di Bondowoso tak hanya digunakan sebagai alat pembayaran.
Peneliti mengungkap, bahwa koin berasal dari abad 8-10 masehi itu juga jadi alat pelengkap ritual atau upacara.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Pelestarian Cagar Budaya Trowulan (BPCB Trowulan) Jawa Timur, koin kuno tersebut digunakan untuk sesaji dalam upacara pada masa Megalitikum hingga berlanjut era Majapahit.
Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan Dindikbud Bondowoso, Hery Kusdaryanto mengatakan, koin yang dikirim untuk diteliti itu berjumlah 10 keping dengan bentuk dan tulisan China yang berbeda.
Baca Juga:Kota Malang Masuk Daftar Daerah PSBB Ketat 11 Januari
"Berdasarkan hasil penelitian BPCB, koin kuno tersebut berasal dari abad 8-10 masehi. Rupanya, seiring berjalannya waktu kepingan uang kuno itu beralih fungsi," katanya seperti dikutip dari TimesIndonesia.co.id--media jejaring suara.com, Kamis (7/1/2021).
Koin kuno tersebut kata dia, tidak digunakan sebagai alat pembayaran, melainkan pelengkap upacara.
"Oleh sebab itu, uang kuno yang ditemukan mepunyai beragam jenis. Bahkan, berlanjut hingga kini, masyarakat Bali masih melaksanakan tradisi itu," terang Hery.
Selain itu, dulu uang kuno juga dipakai sebagai jimat. Jimat itu diletakkan di bawah sokoguru atau tiang tengah saat membangun rumah.
Ia mengungkapkan, pada masa lalu, agar bisa mendapatkan koin kuno itu, masyarakat menggunakan cara barter.
Baca Juga:Wali Kota Malang Pastikan Sampah Jadi Penyebab Banjir
"Proses barter tidak ditentukan dari berapa nilai koin kuno. Sebab, koin kuno itu digunakan untuk sesaji upacara," imbuhnya.
Satu koin Gobok (mata uang Majapahit) dibarter dengan 5 koin China tanpa dipikirkan apakah berasal dari peninggalan Yuan atau Song.
Di sisi lain, untuk membuktikan keaslian koin kuno berasal dari China butuh penelitian mendalam. Karena masyarakat pada era Kerajaan Champa, Vietnam, pada masa itu juga membuat mata uang China.
Bahkan kemungkinan lanjut dia, masyarakat Bondowoso juga membuat sendiri koin kuno bertuliskan huruf China untuk keperluan upacara. "Karena koin kuno itu sulit ditemukan," imbuhnya.
Koin kuno bertuliskan huruf China itu ditemukan Hanan, warga Desa Sumbersalam, Tenggarang, Bondowoso, pada pertengahan Desember 2020 lalu. Jumlahnya mencapai ratusan dan jika ditimbang memiliki berat sekitar 7 kilogram.