Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 17 Januari 2024 | 16:06 WIB
Maruarar Sirait saat menjadi Ketua Steering Committee Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait di Balai Kota, Jakarta. Kamis (15/2/2018). (Suara.com/Dwi Bowo Raharjo)

SuaraMalang.id - Kepergian Maruarar Sirait dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP diduga dipicu oleh kekecewaannya karena tidak mendapat jatah menjadi menteri.

Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, mengungkapkan bahwa politikus yang akrab disapa Ara itu sebelumnya diharapkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengisi posisi menteri, namun tidak mendapat persetujuan dari PDIP.

"Padahal, Jokowi menginginkan Ara menjadi menteri," ujar Jamiluddin Ritonga, dikutip Rabu (17/1/2024).

Sejak saat itu, Ara tampak menjauh dari aktivitas partai. "Jarangnya Ara terlihat dalam kegiatan kepartaian menunjukkan adanya jarak dengan partainya," tambah Jamiluddin.

Baca Juga: Pengamat: Sama Seperti Budiman Sudjatmiko, Nama Maruarar Sirait Terkenal di Jakarta Tapi Minim di Daerah

Kedekatan Maruarar dengan Presiden Joko Widodo juga dianggap sebagai faktor lain yang mempengaruhi keputusannya untuk hengkang dari PDIP.

"Ara terlihat lebih dekat dengan Jokowi. Dengan hubungan Jokowi yang renggang dengan partainya, tampaknya menjadi alasan bagi Ara untuk meninggalkan partainya," kata Jamiluddin.

Jamiluddin menyebut bahwa kepergian Ara dari PDIP mungkin berkaitan dengan dukungannya terhadap pasangan capres yang didukung oleh Jokowi.

Hal ini menunjukkan adanya perubahan orientasi politik Ara pasca meninggalkan PDIP.

Kontributor : Elizabeth Yati

Baca Juga: Sudah Duluan, Budiman Sudjatmiko Ajak Maruarar Sirait Gabung Kelompok Prabowo

Load More