Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Rabu, 17 Januari 2024 | 15:53 WIB
Maruarar Sirait hengkang dari PDIP. IG (@maruararsirait)

SuaraMalang.id - Keputusan Maruarar Sirait untuk keluar dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP, beberapa waktu terakhir menjadi komoditas politik menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.

Ara sendiri mengungkapkan dirinya mengikuti langkah politik Jokowi sehingga memutuskan keluar dari PDIP. Untuk diketahui, Jokowi sendiri masih tercatat sebagai kader partai tersebut.

Sementara Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Dedi Kurnia Syah, mengungkap sejumlah kemungkinan yang menyebabkan Ara keluar dari PDIP.

Menurut Dedi, alasan utama kepergian Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, sama dengan nasib yang dialami oleh Budiman Sudjatmiko, yaitu berkaitan dengan akses kekuasaan yang tidak diberikan oleh partai.

Baca Juga: Sudah Duluan, Budiman Sudjatmiko Ajak Maruarar Sirait Gabung Kelompok Prabowo

Dedi menyatakan, Ara merasa terbuang di PDIP dan kecewa karena partai tersebut tidak memberinya peluang, termasuk memindahkan daerah pemilihan (dapil) pemilu yang tidak dikuasai olehnya.

"Ini membuatnya merasa terbuang," ujar Dedi Kurnia Syah, dikutip Rabu (17/1/2024).

Lebih lanjut, Dedi menganggap bahwa Ara tidak memiliki pengaruh suara yang signifikan, baik untuk PDIP maupun untuk capres Ganjar Pranowo.

Hal ini terbukti dari kekuatan massa Ara pada Pemilu 2019, yang dinilai tidak memberikan kontribusi besar bagi partai di tingkat pemilih bawah.

"Sama seperti Budiman Sudjatmiko, Ara hanya besar namanya di ibu kota, tetapi minim kontribusi pada partai di tingkat pemilih bawah," tambah Dedi. 

Baca Juga: Ganjar Pranowo: Waktu Debat Capres, Anak Pak Maruarar Sirait Sudah Pakai Baju Kelompok Sebelah

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More