SuaraMalang.id - Masih ada ribuan anak di Kabupaten Malang yang tidak bersekolah. Data sementara mencatat sekitar 6.000 anak, termasuk mereka yang drop out, lulus tetapi tidak melanjutkan, serta yang belum pernah mengenyam pendidikan formal.
Saat ini, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Malang masih melakukan verifikasi dan validasi (verval) berdasarkan nama dan alamat untuk memastikan data tersebut.
Untuk menekan angka putus sekolah, Pemkab Malang kembali menyalurkan bantuan sosial (bansos) bagi siswa dari keluarga prasejahtera.
Menurut Kepala Disdik Kabupaten Malang, Suwadji, pada 2025 ini sebanyak 5.100 siswa SD dan SMP menerima bansos siswa miskin, yang diberikan sebagai pendamping Program Indonesia Pintar (PIP) dari pemerintah pusat.
Baca Juga:Invasi Ular di Malang! Puluhan Laporan Evakuasi dalam 2 Bulan, Warga Diminta Waspada
"Setiap siswa memperoleh Rp 500 ribu per tahun," ujar Suwadji, Minggu (16/2/2025).
Anggaran total yang disiapkan untuk program ini mencapai Rp 2,55 miliar dari APBD 2025 Kabupaten Malang.
Bansos ini diprioritaskan bagi siswa berprestasi yang terancam putus sekolah, mengingat jumlah anak yang drop out atau tidak melanjutkan pendidikan masih cukup tinggi.
Beasiswa Rp 200 Ribu Per Bulan untuk 200 Siswa Rawan Putus Sekolah
Selain bansos, Pemkab Malang juga memberikan beasiswa khusus bagi 200 siswa rawan putus sekolah.
- Jumlah beasiswa: Rp 200 ribu per bulan.
- Total per tahun: Rp 2,4 juta per siswa.
Beasiswa ini diperuntukkan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin dan mengalami kesulitan ekonomi.
Baca Juga:PKL Stadion Kanjuruhan Dipindah, Sisi Timur Stadion Jadi Pusat Kuliner Baru
"Banyak anak yang terpaksa bekerja membantu ekonomi keluarga sehingga putus sekolah. Dengan beasiswa ini, kami berharap mereka bisa kembali bersekolah," kata Suwadji.
- 1
- 2