SuaraMalang.id - Pemkot Malang menargetkan perbaikan 39 sekolah yang mengalami kerusakan, terdiri dari 35 SD dan 4 SMP, pada tahun ini. Untuk merealisasikan proyek ini, Pemkot telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 5 miliar dari APBD.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana, mengungkapkan bahwa awalnya pemerintah berencana memperbaiki 51 sekolah, namun karena keterbatasan anggaran, jumlahnya dikurangi menjadi 39 sekolah.
"Prioritas utama perbaikan adalah sekolah dengan kerusakan ringan hingga sedang, terutama di bagian atap karena berkaitan dengan keamanan siswa," ujarnya, Minggu (16/2/2025).
Sekolah yang Masuk Daftar Perbaikan
Baca Juga:PDIP Desak Usut Tuntas Dugaan Jual Beli Proyek di Malang: 4 CV Terancam Blacklist
Beberapa sekolah yang sudah masuk dalam proses pengadaan di antaranya:
- SDN Buring
- SDN Madyopuro 1
- SDN Pisangcandi 2
- SDN Klojen
- SDN Cemorokandang
- SMP Negeri 8
- SMP Negeri 27
Jika tidak ada kendala, proses perbaikan diperkirakan akan dimulai bulan depan, bertepatan dengan bulan Ramadan.
"Selama Ramadan, waktu pembelajaran lebih fleksibel sehingga proses renovasi bisa berjalan lebih mudah," tambah Suwarjana.
Sementara itu, Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, mengapresiasi rehabilitasi sekolah yang berjalan sesuai jadwal.
Salah satu contohnya adalah SD Negeri Ketawanggede, yang telah selesai diperbaiki pada Januari lalu menggunakan dana corporate social responsibility (CSR) senilai Rp 611 juta.
Baca Juga:Skandal Proyek Pemkab Malang Terbongkar, Kontraktor Lapor Polisi Diduga Rugi Rp507 Juta
Dalam kunjungannya, Iwan meninjau hasil perbaikan sekolah, termasuk rangka atap yang kini menggunakan material baja ringan yang diklaim bisa bertahan hingga 10 tahun.
Ke depan, Iwan berharap sumber pendanaan perbaikan sekolah tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga melibatkan CSR dari para pelaku usaha.
"Kota Malang memiliki lebih dari 2 ribu pengusaha, tetapi yang baru diajak duduk bersama sekitar 150 orang. Kami ingin lebih banyak pihak yang terlibat dalam pembangunan kota," ungkapnya.
Kontributor : Elizabeth Yati