Multicultural Festival: Perpaduan Budaya Islam dan Tionghoa
Penyelenggara Multicultural Festival Kampung Sekabrom, Didik Sapari, menjelaskan bahwa acara ini merupakan hasil kolaborasi antara karang taruna RW 9 Kelurahan Oro-Oro Dowo dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia.
Awalnya, festival ini hanya dirancang untuk memperingati Isra Miraj, namun kemudian muncul ide untuk menggabungkannya dengan perayaan Cap Go Meh, sehingga terbentuk konsep Multicultural Festival yang berlangsung selama tiga hari, dari 14 hingga 16 Februari 2025.
Berbagai acara menarik turut memeriahkan festival ini:
Baca Juga:Wali Kota Malang Baru Tolak Seremonial, Pilih Fokus Atasi Banjir dan Macet
- 14 Februari: Pameran kaligrafi Islam dan Tionghoa.
- 15 Februari: Live performance kaligrafi Islam dari Al-Quran Study Club Universitas Negeri Malang, serta perayaan Isra Miraj dengan hadrah dan musik tradisional Tionghoa.
- 16 Februari (puncak acara): Pertunjukan barongsai dan bazaar kuliner khas Tionghoa dan Timur Tengah.
Didik berharap festival ini menunjukkan bahwa budaya yang berbeda bisa bersatu dan saling melengkapi dalam harmoni.
"Kami ingin masyarakat memahami bahwa keberagaman budaya adalah kekayaan. Toleransi dan persatuan bisa diwujudkan melalui seni dan budaya," tandasnya.
Dengan terselenggaranya Multicultural Festival Kampung Sekabrom, Kota Malang kembali menunjukkan wajah kebersamaan dalam keberagaman yang patut dibanggakan.
Kontributor : Elizabeth Yati
Baca Juga:Video Wajah Vandal di Malang Dicoret Warga, Balasan Corat-Coret Rolling Door Toko