SuaraMalang.id - Kasus tragis yang menimpa PRA (18), siswi kelas 3 SMA di Jombang, terus menuai perhatian publik.
Women Crisis Center (WCC) Jombang menegaskan bahwa kejadian ini termasuk dalam kategori femisida, yaitu pembunuhan terhadap perempuan yang bermotif gender.
PRA ditemukan tewas mengapung di sungai Desa Pacarpeluk, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang pada Selasa (11/2/2025) setelah menghilang sejak Senin (10/2/2025).
Ia awalnya pamit kepada ayahnya untuk bertemu seseorang guna melakukan transaksi jual beli (cash on delivery), namun tidak pernah kembali.
Baca Juga:Potongan Kepala dan Mayat Tanpa Kepala Ditemukan, Polisi Dalami Dugaan Kriminal
Hasil autopsi mengungkap bahwa korban mengalami kekerasan seksual dan penganiayaan sebelum akhirnya dibuang ke sungai dalam kondisi tak berdaya. Polisi kemudian menangkap tiga tersangka, yakni AP (19), AT (18), dan LI (32).
WCC Jombang: Ini Kasus Femisida
Direktur WCC Jombang, Ana Abdillah, menyatakan bahwa apa yang menimpa PRA merupakan bentuk paling ekstrem dari kekerasan berbasis gender.
"Femisida adalah pembunuhan terhadap perempuan yang bermotif gender, baik oleh pasangan intim, terkait kekerasan seksual, eksploitasi, atau pembunuhan kehormatan keluarga," ungkap Ana pada Sabtu (15/2/2025).
Menurutnya, kasus ini tidak sekadar tindak kriminal biasa, tetapi mencerminkan budaya patriarki yang masih kuat di masyarakat.
Baca Juga:Balita 4 Tahun Hilang Misterius Saat Hujan Deras, Pencarian Masih Berlanjut
"Korban dibunuh karena dia perempuan, didorong oleh superioritas, dominasi, hegemoni, serta agresi terhadap perempuan," tambahnya.