Namun, pihak IAI mengusulkan tambahan kantong parkir di zona satu dan zona dua untuk memecah konsentrasi kendaraan dan memudahkan akses pengunjung.
Desain konsep baru ini merupakan hasil diskusi bersama dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, Pokdarwis Kayutangan, pemerhati sejarah, dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB).
Penjabat Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menegaskan bahwa desain ini dibuat berdasarkan aspirasi masyarakat dan melibatkan berbagai pihak.
“Desain ini adalah hasil masukan dari orang-orang Malang dan dikerjakan oleh IAI. Saya berharap sebelum masa jabatan saya berakhir, konsep ini sudah rampung untuk saya serahkan ke wali kota terpilih,” ujar Iwan.
Baca Juga:Awas! Berburu Koin Jagat Bisa Dipidana, Kota Batu Ancam Tindak Tegas Perusak Fasum
Iwan juga menegaskan bahwa desain ini masih terbuka untuk perubahan berdasarkan hasil diskusi lebih lanjut.
“Ini harus menjadi konsep yang ideal, tidak setengah-setengah. Eksekusi nanti tergantung pada pemerintahan mendatang,” tambahnya.
Desain ini tidak termasuk dalam program prioritas Pemkot Malang saat ini. Namun, keberadaan desain ini akan menjadi panduan bagi pemerintah selanjutnya jika ingin mengembangkan kawasan Kayutangan tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
“Dengan adanya desain ini, pemerintahan mendatang bisa langsung melaksanakan pengembangan, baik itu mengubah sebagian atau seluruhnya, sesuai kebutuhan,” pungkas Iwan.
Desain konsep baru ini diharapkan dapat menjadikan Kayutangan sebagai destinasi wisata unggulan yang lebih nyaman, bersejarah, dan menarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Baca Juga:Terbengkalai, Hotel Songgoriti di Batu Jadi Sasaran Mistis Bukan Wisatawan
Kontributor : Elizabeth Yati