SuaraMalang.id - Calon Wakil Wali Kota Malang pada Pilwali 2024, Dimyati Ayatullah, optimis dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat mendukung percepatan pembangunan Kota Malang.
Berpasangan dengan M. Anton, Dimyati telah menyusun berbagai program pembangunan yang memanfaatkan dana CSR tersebut.
Dalam rencana mereka, beberapa program prioritas yang dirancang termasuk memperluas kawasan heritage Kota Malang, penertiban kabel listrik dengan mengganti sistem kabel udara menjadi kabel tanam, serta pembangunan jalan kembar menuju Sukun dan Gadang.
Dimyati yakin bahwa dengan pengelolaan CSR yang baik, pembangunan di Kota Malang akan lebih cepat dan tepat sasaran.
Baca Juga:Tanpa Janji Manis, Wahyu Hidayat Buktikan Komitmen Berantas Korupsi di Pilwali Malang 2024
"Saya sudah terbiasa bekerja dengan kecepatan dan ketepatan dalam menangani persoalan di lapangan. Saya juga memiliki pengalaman dalam mengelola dana CSR, baik dari dalam negeri maupun luar negeri," ujar Dimyati saat kampanye, Sabtu (12/10/2024).
Menurut Dimyati, pemilihan dirinya oleh Abah Anton, sapaan akrab M. Anton, sebagai calon wakil wali kota didasari oleh kemampuannya dalam memanfaatkan dana CSR.
Dimyati pun menekankan pentingnya memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan pembangunan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat Kota Malang.
"Selama ini, Kota Malang belum memanfaatkan dana CSR yang saya kelola. Padahal, dana tersebut bisa digunakan untuk sektor kesehatan, sosial, dan pendidikan. Kami akan mengoptimalkan hal ini agar pembangunan di Kota Malang lebih cepat," tambahnya.
Ketua DPC Partai Demokrat Kota Malang, M. Imron, juga mendukung penuh pasangan Abah Anton dan Dimyati Ayatullah, yang dikenal sebagai pasangan yang memiliki komitmen tinggi terhadap amanah dan peduli pada rakyat kecil.
Baca Juga:Diuji Jelang Pilkada, PDIP Kota Malang: Kami Tak Akan Ditinggalkan Rakyat
Menurut Imron, rencana pembangunan dengan dana CSR merupakan bentuk ibadah dan komitmen untuk kepentingan masyarakat.
"Pilih pemimpin dengan niat ibadah. Insya Allah berpahala dan amanah," tegas Imron.
Sementara itu, Teguh Utomo, dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, menilai bahwa dana CSR memang dapat digunakan sebagai dorongan untuk pembangunan berkelanjutan di Kota Malang.
Ia menambahkan bahwa kepemimpinan Abah Anton sebelumnya juga menggunakan dana CSR untuk pembangunan kota, namun menyarankan adanya peningkatan dalam pengelolaan dan eksekusi program, terutama terkait infrastruktur.
"Dana CSR bisa menjadi solusi pembangunan, terutama ketika APBD terbatas. Pembangunan kawasan bisa dilakukan melalui dana CSR," ujarnya.
Menurut Teguh, tantangan bagi pemerintah ke depan adalah menemukan mitra yang tepat dan memperkuat jaringan untuk memastikan keberhasilan program-program berbasis dana CSR.
Pasangan Abah Anton dan Dimyati Ayatullah, yang dikenal dengan sebutan "Paslon Abadi," berharap dapat mewujudkan visi pembangunan berkelanjutan di Kota Malang dengan memaksimalkan potensi dana CSR.
Kontributor : Elizabeth Yati