Malih Tong Tong Ungkap Tarif Pertama dan Alasan Tak Ingin Keturunannya Jadi Pelawak

"Bayaran saya sebenarnya Rp5 perak, namun haji Bokir memberikan lebih karena menilai saya punya bakat," cerita Malih Tong Tong.

Chandra Iswinarno
Minggu, 15 Oktober 2023 | 18:07 WIB
Malih Tong Tong Ungkap Tarif Pertama dan Alasan Tak Ingin Keturunannya Jadi Pelawak
Ade Londok dan Malih Tong Tong [Instagram]

SuaraMalang.id - Salah satu pelawak senior Tanah Air, Malih Tong Tong, membuka kisah tentang awal mula kariernya di dunia komedi.

Pria yang dikenal dengan humornya ini mengawali karier berkat bantuan rekan seniornya, haji Bokir.

Dalam sebuah wawancara di YouTube, Malih membagikan kenangannya ketika manggung dari desa ke desa.

Di masa itu, upah yang didapatkannya dari haji Bokir hanya sekitar Rp5 perak. Namun, karena dianggap memiliki talenta istimewa, haji Bokir memberikan upah lebih kepada Malih.

Baca Juga:Dicap Pelawak Sombong, Sule Beberkan Alasan Selalu Diam di Belakang Panggung

"Bayaran saya sebenarnya Rp5 perak, namun haji Bokir memberikan lebih karena menilai saya punya bakat," cerita Malih, seperti yang dikutip dari YouTube Tuah Kreasi, Minggu (15/10/2023).

Namun, ketika membawa pulang uang ekstra tersebut, ayahnya justru meminta Malih mengembalikan kelebihan uang itu kepada haji Bokir.

Malih Tong Tong [Herwanto/Suara.com]
Malih Tong Tong [Herwanto/Suara.com]

"Saya pulangkan uang itu karena takut kepada ayah saya," ungkap Malih.

Selain mengenai kariernya, Malih juga diminta pendapatnya mengenai keturunan yang mungkin mengikuti jejaknya di dunia komedi.

Meskipun beberapa keturunannya menunjukkan potensi sebagai pelawak, Malih menyatakan harapannya agar mereka tidak terjun dalam profesi tersebut.

Baca Juga:Bagikan Pengalaman, Ini Cerita Tegang Mandra saat Melawak di Depan Soeharto

"Ada beberapa keturunan saya yang berpotensi menjadi pelawak. Namun, saya harap mereka tidak memilih jalan itu," ujar Malih.

Alasan utama Malih memiliki pandangan seperti itu adalah karena profesinya sebagai pelawak saat ini dianggapnya lebih sulit daripada di zamannya.

Menurut Malih, di era sekarang, seorang pelawak harus berpatokan pada naskah, sedangkan di zamannya, mereka bebas berimprovisasi.

"Komedi saat ini berbeda dengan zaman saya dulu. Kami tidak bergantung pada naskah," tutup Malih.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini