Karangan Bunga Oranye dari KNVB Bukti Tragedi Kanjuruhan Jadi Perhatian Internasional, Aremania: Hukum Harus Adil!

Ini merupakan bukti bahwa musibah ini menjadi perhatian dunia internasional. Proses hukum harus berjalan secara adil.

Eleonora PEW
Rabu, 09 November 2022 | 19:30 WIB
Karangan Bunga Oranye dari KNVB Bukti Tragedi Kanjuruhan Jadi Perhatian Internasional, Aremania: Hukum Harus Adil!
Seorang warga melihat karangan bunga dan ucapan duka cita yang dikirimkan oleh Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda atau Koninklijke Nederlandse Voetbalbond (KNVB), di area Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (9/11/2022). (ANTARA/Vicki Febrianto)

SuaraMalang.id - Ucapan duka cita diungkapkan Asosiasi Sepak Bola Kerajaan Belanda atau Koninklijke Nederlandse Voetbalbond (KNVB) lewat karangan bunga yang dikirim sebagai tanda empati atas tragedi Kanjuruhan, di mana 135 orang meninggal dunia.

Korwil Aremania Stadion Kanjuruhan Awang Karta di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu, mengatakan karangan bunga dan papan ucapan bernuansa oranye khas timnas Belanda tersebut dipasang di area Stadion Kanjuruhan.

“Karangan bunga itu datang Selasa (8/11/2022) malam,” kata Awang.

Awang menyebut karangan bunga dan ucapan duka cita dari KNVB tersebut menjadi salah satu bukti bahwa tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pascalaga Arema FC melawan Persebaya Surabaya itu sudah menjadi duka dunia sepak bola.

Baca Juga:Doa Bersama untuk Korban Kanjuruhan di HUT ke-99 Persis Solo

Menurut dia, perhatian dunia internasional kepada Tragedi Kanjuruhan menjadi pendorong dalam mengusut tuntas peristiwa tersebut. Seluruh pihak yang berkaitan dengan tragedi itu harus bertanggung jawab secara penuh terhadap peristiwa tersebut.

“Ini merupakan bukti bahwa musibah ini menjadi perhatian dunia internasional. Proses hukum harus berjalan secara adil,” kata dia.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau suporter yang akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, 135 orang meninggal dunia akibat patah tulang, trauma pada kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, ratusan orang yang mengalami luka ringan dan luka berat. [ANTARA]

Baca Juga:Sudah Ada 60 Orang, Laporan Hukum Tragedi Kanjuruhan Disiapkan Tim Gabungan Aremania

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini