Pertemuan Vladimir Putin dengan Sekjen PBB Setujui Palang Merah Evakuasi Warga Sipil di Mariupol

Sebelumnya, Ukraina pada Senin (25/4) memohon PBB dan ICRC agar terlibat dalam evakuasi warga sipil dari Azovstal.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 27 April 2022 | 12:12 WIB
Pertemuan Vladimir Putin dengan Sekjen PBB Setujui Palang Merah Evakuasi Warga Sipil di Mariupol
Seorang anggota pasukan pro Rusia berjalan di dekat sebuah bangunan apartemen yang hancur dalam konflik Ukraina-Rusia di selatan kota pelabuhan yang terkepung Mariupol, Ukraina, Senin (28/3/2022). (ANTARA FOTO/REUTERS/Alexander Ermochenko/aww/cfo)

SuaraMalang.id - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Moskow  pada Selasa (26/4/2022). Hasil dialog menyetujui PBB dan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) terlibat dalam evakuasi warga sipil dari Kota Mariupol, Ukraina.

Sebelumnya, Ukraina pada Senin (25/4) memohon PBB dan ICRC agar terlibat dalam evakuasi warga sipil dari Azovstal.

"Diskusi selanjutnya akan dilakukan bersama Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) dan Kementerian Pertahanan Rusia," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric seperti diberitakan Antara, Rabu (27/4/2022).

Guterres diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev pada Kamis (28/4).

Baca Juga:Rusia Setop Gas ke Polandia dan Dikecam Ukraina Sebagai Pemerasan Gas

Selama konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavro, Guterres mengatakan dirinya telah mengusulkan "Grup Kontak Kemanusiaan" pejabat Rusia, Ukraina dan PBB. 

Kelompok itu, katanya, perlu dibentuk "untuk melihat peluang membuka koridor yang aman, dengan menghentikan permusuhan lokal dan untuk menjamin bahwa koridor-koridor itu efektif."

Pada Selasa, Putin memberi tahu Presiden Turki Tayyip Erdogan bahwa tidak ada operasi militer yang berlangsung di Mariupol dan bahwa Kiev harus "bertanggung jawab" atas orang-orang yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal.

Moskow menggambarkan invasi Ukraina 24 Februari sebagai "operasi militer khusus" dan membantah menargetkan warga sipil. Mereka menyalahkan Ukraina atas kegagalan koridor kemanusiaan yang berulang.

Pada 21 April, Rusia menyatakan kemenangan di Mariupol meski masih ada pasukan Ukraina yang tersisa bertahan di kompleks bawah tanah di Azovstal.

Baca Juga:Putin Setuju PBB, Palang Merah Bantu Evakuasi Warga Sipil di Mariupol

Rusia pada Senin mengatakan akan membuka koridor kemanusiaan bagi warga sipil supaya meninggal pabrik baja, namun Ukraina menyebutkan bahwa tidak ada kesepakatan semacam itu dan bahwa Rusia masih menggempur mereka.

Sumber: Reuters

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini