SuaraMalang.id - Arema Indonesia lantang menolak rencana Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana membeli atau akuisisi klub.
Hal itu diungkapkan istri pendiri dan pemilik PT Arema Indonesia, Novi Acub Zaenal. Arema Indonesia, menurutnya, tidak akan dijual dengan nominal berapapun.
"Arema Not For Sale (Arema tidak untuk dijual)," tegasnya dihubungi Suara.com, Kamis (17/6/2021).
Diberitakan sebelumnya, Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana ingin menyelesaikan masalah dualisme Arema yang sudah berlangsung sekitar satu dekade. Solusi yang konkret, menurutnya, adalah dengan membeli Arema Indonesia dan menjadikan tim Arema B yang bermain di Liga 3.
Baca Juga:Gilang Widya Pramana Ingin Beli Arema Indonesia Demi Akhiri Dualisme
Menanggapi rencana tersebut, Novi menolak keras. Alasannya tidak menjual Arema Indonesia karena amanah dari almarhum Lucky Acub Zaenal.
"Kami ini kami sekeluarga Lucky Acub Zaenal almarhum dan anak-anak dan saya, manajemen terutama, tidak akan menjual, dan menjalankan Arema dengan semangat kita," kata dia.
Novi akan tetap menjalankan Arema Indonesia dengan segala keterbatasan dana. Dia pun mempersilahkan Arema FC berkembang dan maju dengan kekayaan presiden barunya.
"Meskipun tidak se-kaya mereka (Arema FC) dengan hidup kami terutama saya, sam Ikul almarhum itu semangatnya hidup tidak equal (sama dengan) rupiah. Tapi hidup itu equal (sama dengan) martabat," tutur dia.
Terpisah, perwakilan supporter Arema Indonesia, Yez juga sepakat dengan Novi.
Baca Juga:Delapan Tim Peserta Piala Wali Kota Solo Tak Keberatan Adanya Penundaan
"Tanggapan kita sebagai suporter Arema Indonesia menolak dan dengan tegas menyatakan bahwa Arema Indonesia tidak dijual dan tidak ada nilai tawarnya dengan nominal rupiah," ujarnya.
Dia pun menyebut, dualisme Arema sudah selesai. Sebab, dua Arema yang ada saat ini berbeda manajemen dan tim.
"Di 2011-2014 bisa dibilang manajemen karena sama klaim PT Arema Indonesia. Tapi sejak Arema FC menyatakan diri dia PT AABBI (Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia) sudah tidak lagi dualisme. Dualisme terjadi jika dalam satu lembaga dua kepemimpinan," urainya.
Kontributor : Bob Bimantara Leander