SuaraMalang.id - Meski mulai berangsur surut, sejumlah 2.970 rumah warga di Pasuruan, Jawa Timur masih terendam banjir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, ketinggian air berkisar 20 - 50 sentimeter masih menggenangi beberapa kawasan di Pasuruan.
"Adapun genangan air dengan tinggi muka air (TMA) 20-50 sentimeter masih terpantau di beberapa titik dan total rumah yang masih terendam meliputi 1.350 unit di Kecamatan Beji dan 700 unit di Kecamatan Gempol," kata dia, dikutip dari ANTARA, Sabtu (3/4/2021).
Para pengungsi, lanjut dia, juga mulai kembali ke rumah masing-masing lantaran banjir berangsur surut.
Baca Juga:Dua Kecamatan di Sumenep Porak-poranda Diterjang Puting Beliung
Ia menambahkan, banjir disebabkan meluapnya tiga aliran sungai akibat hujan deras sejak Jumat (2/4/2021) lalu. Dilaporkan 2.970 rumah di Pasuruan terendam banjir dengan tinggi muka air sekitar 50-80 sentimeter, pada pukul 17.00 WIB.
"Hal itu diakibatkan meluapnya tiga sungai meliputi Sungai Wrati, Sungai Patuk dan Sungai Kedung Larangan, setelah sebelumnya terjadi hujan deras," ujar dia.
Berdasar laporan BPBD Kabupaten Pasuruan, bencana banjir mengakibatkan tiga kecamatan di wilayah Pasuruan dengan 11.880 jiwa terdampak. Sejumlah 65 jiwa diantaranya mengungsi di rumah ibadah dan gedung sekolah.
Rincian wilayah terdampak meliputi Desa Gempol, Jalan Raya Gempol (Viaduk) dan Desa Ngasem di Kecamatan Gempol. Selanjutnya, Desa Kedung Ringin, Desa Pagak dan Desa Cangkring Malang di Kecamatan Beji. Kemudian, Desa Kalianyar, Desa Tambakan dan Desa Kalirejo di Kecamatan Bangil.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan informasi peringatan cuaca adanya dua Bibit Siklon Tropis 90S dan 99S yang cenderung menguat dalam 24 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.
Baca Juga:Sumenep Pulau Madura Diterjang Angin Puting Beliung
“Cenderung menguat dalam 24 jam ke depan,” ungkap Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Meski diprakirakan menjauhi wilayah Indonesia, namun secara tidak langsung keberadaan bibit siklon tersebut dapat berpotensi memicu terjadinya cuaca ekstrem. Dicontohkannya hujan lebat-sangat lebat, angin kencang dan gelombang tinggi. Kondisi itu diprediksi akan terjadi dalam periode sepekan ke depan di wilayah Jawa Timur dan sebagian wilayah Indonesia.
Menyusul adanya informasi prakiraan cuaca tersebut, BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati,” kata Guswanto.
BMKG juga berharap agar seluruh pemangku kebijakan di daerah bersama masyarakat dapat mempersiapkan segala hal yang dianggap perlu untuk mengantisipasi adanya dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan dan pohon tumbang.