Masih Pandemi, Tradisi Ogoh-ogoh di Banyuwangi Tanpa Arak-arakan

Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi Suminto mengatakan, umat Hindu di Banyuwangi sepakat untuk melangsungkan Hari Raya Nyepi secara sederhana.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 11 Maret 2021 | 17:48 WIB
Masih Pandemi, Tradisi Ogoh-ogoh di Banyuwangi Tanpa Arak-arakan
ilustrasi. Arakan ogoh-ogoh perayaan Hari Raya Nyepi di Banyuwangi. [Suara.com/Arief Hermawan P]

SuaraMalang.id - Perayaan Hari Raya Nyepi 2021 di Banyuwangi dipastikan berlangsung sederhana. Tradisi Ogoh-ogoh juga bakal digelar tanpa pawai besar atau arak-arakan.

Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Kabupaten Banyuwangi Suminto mengatakan, umat Hindu di Banyuwangi sepakat untuk melangsungkan Hari Raya Nyepi secara sederhana. Sedangkan tradisi Ogoh-ogoh tetap dilakukan, namun hanya di tiga titik saja.

Ia melanjutkan, arakan Ogoh-ogoh itu dilakukan di sekitar pura yang telah disepakati bersama, dan dilangsungkan tanpa pawai besar-besaran. Kemudian, pelaksanaan tradisi membakar patung berwujud raksasa itu juga tidak boleh dilakukan selain di titik yang telah disepakati.

"Sesuai kesepakatan kemarin, ada 3 titik yang melangsungkan tradisi Ogoh-ogoh se-Banyuwangi. Itupun dengan ketentuan yang harus dipenuhi," katanya, seperti dikutip dari timesindonesia.co.id media jejaring suara.com, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga:Ogoh-ogoh: Asal Usul, Fakta, dan Maknanya

Kesepakatan teknis yang dimaskud, lanjut dia, Ogoh-ogoh digelar dengan tanpa penonton. Panitia, harus membentangkan spanduk berupa larangan kepada warga yang ingin menonton. Selain itu, bagi Pura yang melangsungkan tradisi ini diminta untuk tidak mengadakan arak-arakan. Artinya, tradisi Ogoh-ogoh hanya dilakukan di sekitar Pura saja.

"Hanya pada pura yang sudah disepakati saja, untuk lainnya tidak diperbolehkan mengadakan Ogoh-ogoh ini. Harus ada spanduk larangan menonton. Karena ini kepentingan upacara keagamaan, bukan untuk tontonan," tegas Suminto.

Kebijakan ini dibuat, menurutanya, lantaran beberapa umat Hindu telah terlanjur membuat patung Ogoh-ogoh.

"Karena sebelumnya ada yang sudah bikin (Ogoh-ogoh) dan itu hanya digelar di sekitar Pura saja. Sebagai simbolis pemusnahan angkara murka saja. Karena terpaksa, karena sudah terlanjur bikin," katanya.

Meski tidak semua Pura di Banyuwangi bisa menggelar tradisi Ogoh-ogoh, namun tidak sedikitpun mengurangi kesakralan akan peringatan Hari Raya Nyepi tahun 2021 ini.

Baca Juga:7 Ucapan Nyepi Bahasa Inggris, Cocok untuk Situasi Formal dan Profesional

"Dalam situasi yang kritis ini mohon sekiranya saling mengerti dan bekerjasama. Tetap optimis dan terus berusaha. Mari kita maknai dengan kebersamaan yang saling menjaga dan menghormati," pesan Suminto.

Ogoh-ogoh merupakan tradisi yang digelar pada malam sebelum Nyepi. Ogoh-ogoh berbentuk sebuah patung besar dengan wujud raksasa besar atau dalam istilah Jawa disebut Buto.

Ogoh-ogoh ini mewakili roh jahat dan ditujukan untuk menyucikan lingkungan alami dari setiap polutan spiritual yang dipancarkan dari aktivitas makhluk hidup, termasuk manusia.

"Ogoh-ogoh ini kan tradisi keagamaan umat Hindu. Nantinya dibakar sebagai simbol pemurnian diri. Dengan membakar Ogoh-ogoh, umat Hindu artinya telah siap memperingati Nyepi dalam keadaan suci," jelasnya.

Pada hari kesunyian itulah, umat Hindu diharapkan untuk diam dan melakukan refleksi diri. Yakni dengan berdiam diri di rumah dan tidak diizinkan untuk menggunakan lampu, menyalakan api, bekerja, bepergian atau menikmati hiburan.

"Sekali lagi, kita tahu tahun ini Covid-19 masih berlangsung. Sebenarnya ini tidak harus, namun untuk menghilangkan tradisi keagamaan itu jelas tidak mungkin. Akhirnya bagaimana menyiasati agar metode atau aturannya yang berbeda," katanya.

Tidak hanya itu, Melasti pun pada hari ini dilangsungkan secara serentak dan terbatas di Banyuwangi. Tentunya Melasti dilangsungkan secara sederhana dengan mematuhi aturan pencegahan penularan Covid-19.

Sesuai tema 'Kolaborasi dalam Harmoni Menuju Indonesia Maju', Suminto berpesan kepada seluruh umat Hindu di Banyuwangi agar meningkatkan pengendalian diri. Meningkatkan harmonisasi dengan seluruh lingkungan sekitar dan bekerja dalam mendukung pemerintah menyelesaikan persoalan pandemi Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini