SuaraMalang.id - Komisi A dan B DPRD Kota Malang menggelar rapat kerja (raker) gabungan membahas pengendalian peredaran minuman keras (miras) dan penerapan pajak hiburan sesuai peraturan.
Raker yang berlangsung di ruang internal DPRD Kota Malang pada Selasa (14/1/2025) ini dihadiri oleh para anggota DPRD, Ketua DPRD, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Satpol PP, Disnaker PMPTSP, Bapenda, dan Diskopindag.
Raker dipimpin Ketua Komisi B, H. Bayu Rekso Aji, yang menekankan pentingnya penegakan aturan perizinan dan pengawasan terhadap peredaran miras.
Dalam rapat tersebut, Dinas Perizinan menjelaskan bahwa penjualan miras diatur oleh dua kementerian, yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pariwisata, melalui sistem Online Single Submission (OSS).
Baca Juga: 4 Restoran di Malang Diselidiki DPRD, Diduga Gelap Jadi Hiburan Malam
“Minuman beralkohol tidak dilarang, tetapi dikendalikan melalui perizinan yang diatur oleh Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag),” jelas perwakilan dari Dinas Perizinan.
Selain itu, perizinan yang diajukan dianggap disetujui jika tidak ada tanggapan dari pimpinan daerah dalam waktu satu bulan, sesuai PP Nomor 71/2019 dan Permendagri Nomor 19/2018.
Namun, Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, menyoroti banyaknya tempat hiburan malam yang menjual miras tanpa izin.
“Masih banyak tempat hiburan malam yang menjual miras tanpa izin dan melanggar aturan. Ini harus segera ditertibkan,” tegasnya.
Anggota Komisi A DPRD Kota Malang, Rokhmad dari Fraksi PKS, menyoroti pentingnya penegakan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pengendalian Minuman Beralkohol.
Baca Juga: Velodrome Malang Terbengkalai, DPRD Usul Gandeng Swasta
Ia mengingatkan bahwa peredaran miras harus sesuai dengan aturan, termasuk larangan menjual dekat tempat ibadah, sekolah, dan rumah sakit, sebagaimana diatur dalam PP Nomor 74/2019 dan Permendag Nomor 20/2014.
“Kami mengapresiasi tokoh masyarakat, ulama, dan ustaz yang telah bekerja sama dalam pengawasan peredaran miras di masyarakat. Dampak negatif miras sangat berbahaya, mulai dari kecelakaan hingga tindak kriminal,” ujar Rokhmad.
Ia juga meminta Diskopindag segera mengusulkan draf Peraturan Wali Kota (Perwal) untuk memperkuat implementasi Perda Nomor 4 Tahun 2020.
Rokhmad mengimbau masyarakat untuk menjauhi miras dan bersama-sama mematuhi aturan hukum.
“Dengan menjaga keamanan, memupuk persaudaraan, dan bersinergi membangun negeri, insyaallah Kota Malang akan terus menjadi kota pendidikan, kota pariwisata, dan kota yang bermartabat,” tutup Rokhmad.
Kontributor : Elizabeth Yati
Berita Terkait
Terpopuler
- Kronologi Kasus Raffi Ahmad Digerebek BNN, Dicap Tak Pantas Sandang Utusan Khusus Presiden
- Sindiran Keras Mahfud MD Soal Gelagat Raffi Ahmad: Pejabat Tak Jujur...
- Pengakuan soal Mobil RI 36 Bikin Dongkol, Mahfud MD Sebut Raffi Ahmad Pejabat Tak Jujur: Negara Kok jadi Kampungan
- Anies Pamer Momen Jadi Mahasiswa, Netizen Balas Pakai Foto Kelulusan Jokowi: Wisuda yang Mengubah Sejarah Indonesia
- Mengapa Denny Landzaat Bisa Bahasa Indonesia?
Pilihan
-
Hino Keluhkan Banjir Truk China di Indonesia
-
Manajer Pastikan Arlyansyah dan Figo Dennis Tetap di PSIM Yogyakarta
-
Sadis! Rekonstruksi Tawuran Geng di Pontianak, Usus Remaja Terburai Disabet Celurit 180 cm
-
Cara WNI Pindah Kewarganegaraan Jepang, Ternyata Tidak Serumit Itu!
-
Nasib Pemain Keturunan Rekan Jairo Riedewald, Pulang dari Arab Malah Boncos
Terkini
-
Bos Perusahan Bus di Kecelakaan Maut Kota Batu Terancam 12 Tahun Penjara
-
Korupsi RPH Unggas Lamongan: 3 Tersangka Resmi Ditetapkan, Rugikan Negara Ratusan Juta
-
Kronologi Kecelakaan Tol Malang-Pandaan: Rush vs Bus, Kondisi Jalan Licin Jadi Pemicu?
-
Truk Tronton Terguling di Driyorejo, Muatan Tripleks Tumpah Ruah
-
Kenali Modus Order Fiktif Program MBG, Polres Batu Imbau Pengusaha Catering Waspada