Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 18 Januari 2024 | 19:32 WIB
Tahu Campur. (Cookpad/Pondok Uhud)

SuaraMalang.id - Kota Malang, terkenal dengan kekayaan kuliner tradisionalnya, kembali menarik perhatian pecinta kuliner dengan Tahu Campur Cak Uri Kumis, sebuah warung kuliner yang kini berada di lokasi baru.

Warung ini, yang telah lama menjadi favorit, khususnya di malam hari, baru-baru ini pindah ke Jl. Mayjen Hariyono No.125, Dinoyo, Lowokwaru, hanya berjarak sedikit ke timur dari lokasi sebelumnya di seberang Polsek Lowokwaru.

Meskipun berpindah tempat, Tahu Campur Cak Uri Kumis tetap mempertahankan suasana tradisionalnya dengan meja dan kursi panjang yang khas.

Pengunjung warung ini dapat menikmati berbagai menu pilihan yang telah menjadi ciri khas sejak dulu.

Baca Juga: Martabak Manis Malang: Dari Tradisi ke Inovasi, Buah Tangan Favorit Berkunjung ke Rumah Pacar

Dari tahu campur biasa hingga versi jumbo, dan soto daging dengan variasi biasa dan istimewa, semua disajikan dengan harga terjangkau, berkisar Rp 16.000 hingga Rp 23.000.

Menariknya, warung ini mengusung bendera “Spesial Tahu Campur Sukodadi Lamongan”, mengacu pada asal-usul resep yang dibawa oleh pemiliknya dari Desa Sukodadi, Lamongan, yang terkenal dengan tahu campurnya.

Keunikan dari Tahu Campur Cak Uri Kumis terletak pada rasa tahu yang lembut, racikan petis yang sesuai dengan lidah orang Kota Malang, dan kesegaran sayurannya.

Sejak tahun 1994, Cak Uri memulai usahanya dengan gerobak keliling sebelum akhirnya bertransformasi menjadi warung yang kini berada di lokasi baru sejak 1 Desember 2023.

Warung ini buka setiap hari dari pukul 10.00 hingga 23.00 WIB, memberikan kesempatan bagi para pelanggan untuk menikmati hidangan autentik khas Lamongan ini.

Baca Juga: Depot Hok Lay: Destinasi Kuliner Legendaris di Malang dengan Harga Terjangkau

Tahu Campur Cak Uri Kumis tidak hanya menawarkan pengalaman kuliner yang lezat, tapi juga membawa sejarah kuliner kota Malang. Untuk kenyamanan, pelanggan juga kini dapat memesan hidangan ini secara online.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More