Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 13 Mei 2022 | 14:39 WIB
Para pemain Persewangi Banyuwangi [Foto: Suarajatimpost]

SuaraMalang.id - Manajemen klub sepak bola Persewangi benar-benar membuat para pemainnya hilang kesabaran lantaran persoalan gaji yang sering dicicil.

Para pemain geram dan menuntut manajemen klub segera melunasi gaji mereka. Para pemain ini mengaku jengah lantaran hanya diberikan janji-janji yang tak kunjung ditepati oleh manajemen klub.

Bila tak kunjung dibayarkan, para pemain mengancam akan mengadukan manajemen ke Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).

Kapten Persewangi Johani Saputro mengatakan keterlambatan gaji seringkali menjadi permasalahan yang menerpa para pemain.

Baca Juga: Kisah Susi Susanti Sang Penari Seblang Tradisi Selamatan Warga Banyuwangi

Dikutip dari suarajatimpost.com jejaring media suara.com, Johani mengatakan kalau keterlambatan bulan ini sudah kesekian kalinya klub Persewangi itu menunggak gaji pemain.

"Sudah satu bulan ini kami tidak menerima gaji, janji dilunasi namun masih dibayarkan separuh. Sampai saat ini hanya janji-janji saja," kata dia menegaskan.

Kondisi itu, lanjut Johan, jelas mengganggu konsentrasi dan mental pemain. Apalagi para pemain yang sudah memiliki keluarga, karena mereka hanya mengandalkan gaji untuk bertahan hidup.

Dari 24 pemain yang ada, hampir sebagian besar belum menerima kekurangan gaji tersebut.

"Untuk besaran gaji setiap pemain berbeda-beda. Tapi hampir sebagian besar dari yang lokal atau pemain dari luar daerah itu gajinya masih belum sepenuhnya dibayar," tukasnya.

Baca Juga: Pengakuan Mistis Penari Seblang di Banyuwangi Bertemu Nyi Roro Kidul hingga Naik Kereta Kencana

Dalam waktu dekat ini Persewangi akan berlaga Putaran Liga 3 tingkat Nasional. Demi kebaikan klub berjuluk laskar Blambangan, ia pun berharap agar manajemen segera menuntaskan permasalahan ini.

"Kalau tidak segera dibayar kami akan melapor ke APPI," tandasnya.

Sementara itu Manajer Persewangi Jose Rudy saat dikonfirmasi mempersilakan pemain yang ingin melaporkan manajemen ke pihak APPI.

Persoalannya, kata dia, adalah mengenai kekurangan gaji yang dibayarkan. Fee pemain pada liga 3 regional Jatim lalu sudah dibayarkan.

Menurutnya liga 3 regional Jatim adalah liga amatir dalam kata lain bukan liga profesional. Uang yang diberikan bukanlah uang gaji melainkan uang pembinaan.

Persoalan kurangnya gaji ini terjadi menjelang putaran liga 3 nasional. Manajemen mengakui bila ada kekurangan senilai Rp 9 juta.

"Sudah disampaikan Persewangi kas kosong. Silakan laporkan, bukan terlambat gaji lo ya, kurang dikit, dan belum dihitung potongan indisiplioner sesuai dgn kontrak," ujarnya.

Ia mengakui kekurangan gaji yang saat ini terjadi dikarenakan ekonomi klub yang colaps akibat pandemi. Apalagi saat ini tidak ada sponsor, dana dari ticketing ataupun dari pemerintah.

"Persewangi masih beruntung diakui PSSI dan boleh ikut kompetisi, karena pasca regulasi tidak boleh dibiayai anggaran pemerintah, Persewangi telantar begitu saja oleh pengurus lama, untung tak rumat 5 tahun saya ngrumat itu uang pribadi saya habis kurang lebih Rp 3 miliar," ujarnya.

Kendati mengalami kesusahan, manajemen klub selalu berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi para pemain. Seperti halnya hadiah gol dari penasehat senilai Rp 10 juta juga dibayar walaupun tim ini kalah 7-2.

Pemain lanjut dia, saat ini justru yang kerab bertindak indisipliner. Kerab membolos dan mengancam akan hengkang.

"Mereka semua mantan karena pada minta surat keluar dari mr gembor. Berdasarkan laporan asisten manajer pada tc menuju liga 3 nasional banyak yang mbolos. Jadi silahkan kalau mau melaporkan," katanya menandaskan.

Load More