Merespons keluhan tersebut, Daman kemudian memutuskan untuk membangun tembok di lahan miliknya sebagai pembatas.
“Kejadian penembokan ini bermula dari keberatan Abdul Rokhim atas bau kotoran sapi yang ada di dekat rumahnya. Karena itulah, pemilik lahan mendirikan tembok sesuai dengan batas tanahnya,” jelas Kompol Masyhur Ade.
Setelah tembok dibangun, Abdul Rokhim akhirnya memindahkan pintu rumahnya yang semula menghadap ke barat menjadi menghadap ke timur.
Ia memilih untuk mengubah akses keluar-masuk rumahnya menggunakan lahan miliknya sendiri yang berada di sebelah timur. Kedua belah pihak mengaku tidak ada masalah lagi setelah kejadian tersebut.
Baca Juga:KPU Kabupaten Malang Buka Pendaftaran 28.294 KPPS, Ini Persyaratannya
Video Viral, Picu Keberatan dari Kedua Pihak
Viralnya video yang diunggah ke media sosial ternyata tidak diketahui oleh Abdul Rokhim maupun Daman. Menurut penjelasan Kapolsek Singosari, video tersebut direkam oleh salah satu kerabat Abdul Rokhim yang tinggal di Blitar, saat ia berkunjung ke rumah untuk takziah.
Tanpa sepengetahuan Abdul Rokhim, video tersebut kemudian diunggah ke media sosial, yang menyebabkan permasalahan lama kembali mencuat ke publik.
“Pemilik rumah tidak mengetahui bahwa video tersebut diunggah ke media sosial. Awalnya, video tersebut hanya direkam oleh salah satu saudaranya yang sedang berkunjung,” kata Kompol Ade.
Baik Abdul Rokhim maupun Daman merasa keberatan dengan penyebaran video tersebut karena masalah di antara mereka sebenarnya sudah diselesaikan secara damai lebih dari setahun lalu.
Baca Juga:Kronologi Pasangan Kekasih di Malang Aborsi Pakai Obat dari TikTok
Tidak adanya penjelasan yang jelas dalam unggahan video juga menyebabkan kesalahpahaman di kalangan warganet.