Kota Malang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Nataru 2026, Begini Skema Dishub

Penerapan contraflow atau rekayasa lalu lintas dipastikan menjadi salah satu skema yang disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan selama Nataru di Jatim.

Riki Chandra
Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:36 WIB
Kota Malang Siapkan Rekayasa Lalu Lintas Saat Nataru 2026, Begini Skema Dishub
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra. [Dok. Antara]
Baca 10 detik
  •  Contraflow disiapkan Dishub Malang untuk antisipasi kepadatan Nataru.

  • Jalan Ahmad Yani jadi fokus utama rekayasa lalu lintas.

  • Bus TransJatim diharapkan bantu kurangi kemacetan libur akhir tahun.

SuaraMalang.id - Penerapan contraflow atau rekayasa lalu lintas dipastikan menjadi salah satu skema yang disiapkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Jawa Timur (Jatim), untuk mengantisipasi lonjakan kendaraan selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Namun, Dishub menegaskan rekayasa lalu lintas tersebut tidak diterapkan secara permanen, melainkan bersifat situasional sesuai kondisi di lapangan.

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, mengatakan bahwa skema contraflow Malang baru akan diberlakukan apabila terjadi kepadatan arus lalu lintas yang berpotensi menimbulkan kemacetan panjang. Dengan demikian, pengaturan arus tetap mengedepankan fleksibilitas dan efektivitas.

“Rekayasa lalu lintas sifatnya situasional yang disesuaikan pada kebutuhan, kalau pun padat akan dibuat contraflow,” kata Widjaja Saleh Putra, dikutip dari Antara, Sabtu (27/12/2025).

Widjaja menjelaskan, jalur utama yang menjadi perhatian Dishub salah satunya adalah Jalan Ahmad Yani. Ruas jalan ini merupakan akses vital kendaraan dari arah Surabaya melalui Tol Karanglo, sekaligus penghubung kawasan Universitas Brawijaya menuju Jalan MT Haryono. Pada titik ini, potensi penerapan contraflow Malang dinilai cukup besar saat puncak arus libur.

Menurutnya, rekayasa lalu lintas di Jalan Ahmad Yani memungkinkan dilakukan dari dua arah, baik selatan ke utara maupun sebaliknya, menyesuaikan volume kendaraan. Dishub akan terus memantau dinamika lalu lintas untuk menentukan waktu yang tepat menerapkan contraflow Malang agar tidak menimbulkan hambatan baru.

Selain jalur utama, Dishub Kota Malang juga memantau akses penghubung antardaerah, seperti kawasan Jembatan Kedung Kandang yang mengarah dari Kota Malang ke Kabupaten Malang. Widjaja menyebut, kondisi di jalur tersebut kini relatif lebih lancar setelah dilakukan pelebaran jalan.

“Mudah-mudahan di Jalan Gatot Subroto juga sudah selesai karena ini juga membantu kelancaran lalu lintas, begitu pula di Jalan Soekarno-Hatta (Soehat),” ujarnya.

Tak hanya mengandalkan rekayasa lalu lintas seperti contraflow Malang, Dishub berharap kehadiran Bus TransJatim dapat membantu mengurai kepadatan kendaraan selama libur akhir tahun, khususnya pada momen Tahun Baru 2026.

Angkutan umum di bawah naungan Dishub Provinsi Jawa Timur tersebut diharapkan mampu mengakomodasi mobilisasi wisatawan.

Bus TransJatim dinilai strategis karena memiliki titik pemberhentian di dalam area Stasiun Malang, sehingga memudahkan penumpang untuk melanjutkan perjalanan tanpa harus menggunakan kendaraan pribadi.

Berdasarkan data Dishub Jawa Timur, jumlah penumpang Bus TransJatim telah mencapai 83 ribu orang dengan tingkat okupansi sekitar 80 persen sejak diresmikan pada 20 November 2025.

“Adanya TransJatim di depan Stasiun mudah-mudahan membantu, namun yang namanya barang baru apalagi transportasi publik masih perlu disosialisasikan terus,” ucap Widjaja.

Dengan kombinasi rekayasa contraflow Malang, pemantauan jalur utama, serta optimalisasi transportasi publik, Dishub Kota Malang berharap arus lalu lintas selama Nataru dapat tetap terkendali.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak