Tornado Ancam Perairan Utara Probolinggo, Nelayan Terpaksa Tidak Melaut

Kejadian ini menandai berlanjutnya kondisi cuaca buruk yang telah berlangsung selama sepekan terakhir di perairan tersebut.

Chandra Iswinarno
Minggu, 17 Maret 2024 | 16:38 WIB
Tornado Ancam Perairan Utara Probolinggo, Nelayan Terpaksa Tidak Melaut
Ilustrasi tornado. [Twitter]

SuaraMalang.id - Wilayah perairan laut utara Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, baru-baru ini dihebohkan dengan munculnya angin ribut berbentuk corong, yang lebih dikenal sebagai tornado.

Fenomena cuaca ekstrem ini telah menyebabkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat, terutama para nelayan yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut.

Heriyanto, salah satu warga lokal, melaporkan bahwa tornado terlihat pada Sabtu sore sekitar pukul 16.30 WIB, menjelang azan Maghrib.

Kejadian ini menandai berlanjutnya kondisi cuaca buruk yang telah berlangsung selama sepekan terakhir di perairan tersebut.

Baca Juga:Jadwal Imsakiyah Probolinggo dan Sekitarnya 17 Maret 2024, Lakukan 10 Amalan Sunah Ramadan Ini

Dampak dari angin tornado ini cukup signifikan, memaksa para nelayan untuk menghentikan aktivitas melaut mereka sementara waktu.

"Sudah lima hari kami tidak bisa melaut, sejak awal puasa. Kami takut dengan cuaca buruk di lautan," ucap Heriyanto pada Minggu, (17/3/2024).

Normalnya, para nelayan di wilayah tersebut dapat menghasilkan tangkapan ikan hingga 5 ton saat cuaca cerah. Namun, dengan kondisi cuaca buruk saat ini, hasil tangkapan menurun drastis menjadi hanya sekitar dua ton.

Meski demikian, beberapa nelayan tetap nekat melaut demi mencari nafkah, terlebih setelah satu minggu tidak ada pendapatan.

Muhammad, seorang nelayan bersama dengan 15 rekannya, memutuskan untuk melaut dengan kesepakatan akan kembali ke daratan jika cuaca memburuk.

Baca Juga:Polisi Amankan Truk Bermuatan Arak Bali di Jalur Pantura Probolinggo

"Kami melaut hanya untuk mencari ikan, setelah itu langsung kembali. Hasil tangkapan ikan kami sedikit karena cuaca buruk," tutur Muhammad.

Lebih dari 50 kapal nelayan dari area Kraksaan dan Paiton kini bersandar di pelabuhan Paiton, menunggu kondisi cuaca membaik.

Situasi ini menunjukkan betapa kerasnya perjuangan para nelayan untuk tetap bertahan hidup di tengah ancaman cuaca buruk.

Dalam kondisi sulit seperti ini, solidaritas dan kerja sama antarnelayan menjadi sangat penting. Mereka saling mendukung dengan berbagi informasi tentang kondisi cuaca dan hasil tangkapan, sehingga dapat membantu satu sama lain untuk bertahan dalam menghadapi tantangan yang ada.

Kontributor : Elizabeth Yati

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini