SuaraMalang.id - Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, kini menjadi sorotan sebagai calon potensial untuk jabatan Ketua Umum Partai Golkar.
Usulan ini pertama kali muncul dari Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, yang menyoroti dua faktor utama yang mendukung kandidatur Gibran.
Qodari menekankan bahwa Gibran segera akan menempati posisi penting sebagai Wakil Presiden Indonesia, dijadwalkan pada Oktober 2024, yang menempatkannya sebagai figur strategis dalam politik nasional.
"Faktor kedua adalah kebutuhan Golkar untuk menarik pemilih muda, di mana Gibran dengan profil dan pengaruhnya, dianggap dapat menjembatani kebutuhan tersebut," kata Qodari, dikutip hari Minggu (17/3/2024).
Baca Juga:Sekjen PDIP: Pemilu 2024 Mirip Kombinasi Pemilu 1971 dan 2009
Namun, meskipun Gibran diprediksi akan menjabat sebagai Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto, respons dari kalangan politisi Golkar terhadap usulan ini tampaknya masih hangat.
Tidak ada pernyataan resmi atau komentar dari politisi Golkar, baik di tingkat pusat maupun daerah, mengenai kemungkinan Gibran bergabung dalam kepemimpinan partai.
Para kader Golkar memilih untuk tidak memberikan komentar. Sikap bungkam ini diduga sebagai bentuk penghormatan kepada Ketua Umum saat ini, Airlangga Hartarto, serta kepada Gibran sendiri.
Sementara itu, Airlangga Hartarto tampaknya masih memiliki dukungan yang kuat untuk kembali memimpin partai berlambang beringin tersebut.
Lodewijk Freidrich Paulus, Sekjen Golkar, menyebutkan bahwa ada dorongan dari para Ketua DPD Golkar agar Airlangga dipilih kembali secara aklamasi, berkat kepemimpinannya yang berhasil membawa Golkar ke posisi atas dalam Pemilu Serentak 2024.
Baca Juga:Satu Dekade Jadi Oposisi, Masyarakat Ingin PKS di Luar Pemerintahan Prabowo-Gibran
Kendati belum ada konfirmasi resmi mengenai kandidatur Gibran dalam bursa Ketua Umum Golkar, situasi ini menambah dinamika politik menjelang pemilu dan periode kepemimpinan baru di Indonesia.
Kontributor : Elizabeth Yati