Gus Yahya Minta Parpol Tidak Eksploitasi NU, Waketum PKB: Itu Untuk Partai yang Lain, Bukan PKB

Waketum PKB Jazilul Fawaid merespons pernyataan Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya yang meminta agar NU tidak dieksploitasi untuk kepentingan politik identitas.

Chandra Iswinarno | Novian Ardiansyah
Selasa, 24 Mei 2022 | 17:44 WIB
Gus Yahya Minta Parpol Tidak Eksploitasi NU, Waketum PKB: Itu Untuk Partai yang Lain, Bukan PKB
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid. (Tangkapan layar/ Youtube Nusantara Mengaji TV).

SuaraMalang.id - Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf yang meminta partai politik (parpol) tidak mengeksploitasi NU demi kepentingan politik identitas direspons langsung Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (Waketum PKB) Jazilul Fawaid.

Jazilul mengemukakan, pernyataan Gus Yahya tersebut menurutnya ditujukan kepada partai lain di luar PKB.

"Jadi apa yang disampaikan beliau (Gus Yahya) itu adalah untuk partai-partai yang lain, bukan PKB. Karena PKB dengan NU itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak akan bisa dipisahkan,” kata Jazilul seperti dilansir Suara.com pada Selasa (24/5/2022).

Jazilul juga menyepakati, bahwa NU memang bukan alat politik dan tidak bisa dieksploitasi untuk kepentingan politik.

Baca Juga:Tanggapi Gus Yahya, Jazilul Fawaid: PKB Alat Politik NU, Bagai Dua Sisi Mata Uang Tak Akan Bisa Dipisahkan

"Tentu kami setuju karena memang NU bukan alat politik, tapi PKB lah alat politik NU," ujarnya.

Ia mengemukakan, PKB merupakan parpol yang dilahirkan NU untuk kepentingan bangsa dengan menjalankan misi politik rahmatan lil alamin.

"Dan alhamdulillah, akhirnya PKB menjadi satu-satunya partai politik yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah yang ada di parlemen. Parpol yang menjalankan misi jalan politik rahmatan lil alamin ya PKB,” ujar Jazilul.

Ia menambahkan, jika PKB kini menjadi partai politik berbasis Islam terbesar di Indonesia berkat platform yang dimiliki PKB, yaitu platform Islam ahlussunnah dan platform Islam Nusantara.

Masih menurut Jazilul, saat ini PKB menjadi kekuatan politik yang mewadahi dan menjadi saluran aspirasi politik warga Nahdliyin.

Baca Juga:Partai Politik Diminta Tak Eksploitasi NU untuk Pemilu 2024, Gus Yahya: Ini Tidak Sehat!

"Saya ini lahir dari NU, nggak bakalan bisa dipisahkan dari NU meskipun saya PKB. Tapi kalau ada orang yang bilang Golkar itu NU, nggak mungkin, dari mana sejarahnya? PDIP itu NU, nggak mungkin dari mana sejarahnya? Kalau PKB itu lahir dari NU, semua menyaksikan. Mulai deklarasinya, tokoh-tokohnya, pendirinya, pemimpin-pemimpinnya. Meskipun akhirnya PKB menjadi partai yang terbuka untuk semua golongan, semua kelompok,” tutur Jazilul.

Alasan-alasan itu yang kemudian membuat PKB, kata Jazilul akan tetap menjadikan NU sebagai visi politik PKB.

"Jadi semua visi yang ada di NU ini diperjuangkan PKB lewat jalur politik. Jadi PKB bagian dari yang menjalankan visi dan misi NU. Apa itu? soal moderasi. toleransi dan lainnya. Itulah yang dilakukan oleh PKB,” kata Jazilul.

Sebelumnya, Gus Yahya menyampaikan, permintaan agar partai politik tidak mengeksploitasi NU untuk kepentingan politik identitas.

"Saya ingin sampaikan di sini bahwa kami tidak mau dan memohon parpol jangan pakai politik identitas, terutama identitas agama, termasuk identitas NU," ungkap tokoh NU yang akrab disapa Gus Yahya itu di Kantor PBNU, Jakarta, Senin.

Ia menegaskan, NU bukan untuk parpol tertentu saja. Tetapi demi seluruh Bangsa Indonesia.

"Tidak boleh mengeksploitasi identitas NU untuk politik. NU ini untuk seluruh bangsa," ungkapnya.

Kemudian ia juga mengimbau parpol tidak menggunakan NU sebagai senjata dalam konstelasi politik. Jika hal itu terus dilakukan dikhawatirkan menjadi politik tidak sehat.

"Semuanya, untuk semua partai. Jadi, NU itu enggak boleh digunakan sebagai senjata untuk kompetisi politik, karena kalau kami biarkan terus begini, ini tidak sehat," ungkapnya.

Sementara itu, terkait rumor renggangnya hubungan PBNU dengan PKB, Gus Yahya menegaskan, tak pernah menyatakan apa pun yang bisa memberi pengaruh negatif terhadap PKB.

"Kami kan nggak ngapa-ngapain. Kami kan nggak melakukan apa-apa. Saya tidak memberikan pernyataan apa pun yang katakanlah berisi negatif (bagi) siapa pun, apalagi PKB. Kalau ada mengatakan renggang, ya mereka yang merenggangkan diri," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini