Otoritas Pakistan Sebut Mahasiswi S2 Pelaku Serangan Bom di Universitas Karachi

Ledakan pada Selasa (26/4/2022) waktu setempat itu menghancurkan sebuah kendaraan di depan Institut Konfusius, pusat bahasa dan kebudayaan China di Universitas Karachi.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Rabu, 27 April 2022 | 16:15 WIB
Otoritas Pakistan Sebut Mahasiswi S2 Pelaku Serangan Bom di Universitas Karachi
Kaca jendela terlihat pecah, setelah ledakan di dekat sebuah mobil penumpang di pintu masuk Institut Konfusius Universitas Karachi, Pakistan, 26 April 2022. [ANTARA/Reuters/Akhtar Soomro/as]

SuaraMalang.id - Serangan bom mengguncang Institut Konfusius, pusat bahasa dan kebudayaan China di Universitas Karachi, Pakistan. Pelakunya diketahui seoarang mahasiswi program pascasarjana.

Otoritas Pakistan menyatakan, perempuan yang berusia 30 tahun itu telah mendaftar ke program pascasarjana beberapa bulan sebelum melakukan serangan itu.

"Perempuan pelaku bom bunuh diri yang menewaskan tiga guru China di Pakistan adalah seorang mahasiswi program pascasarjana yang melakukan aksinya atas nama pemberontak separatis," kata pejabat Pakistan seperti diberitakan Antara, Rabu (27/4/2022).

Ledakan pada Selasa (26/4/2022) waktu setempat itu menghancurkan sebuah kendaraan di depan Institut Konfusius, pusat bahasa dan kebudayaan China di Universitas Karachi, menewaskan dirinya, tiga guru China dan seorang sopir Pakistan.

Baca Juga:Tiga Warganya Tewas, China Kutuk Bom Bunuh Diri di Pakistan

Insiden itu adalah serangan besar pertama tahun ini terhadap warga negara China, sekutu lama Pakistan, dan mengundang kecaman Beijing.

Kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA), yang bermarkas di provinsi barat daya Balochistan, mengatakan ibu dua anak itu, seorang sarjana ilmu hewan, telah menawarkan diri menjadi pelaku serangan terhadap China. BLA menentang proyek-proyek investasi China di Balochistan.

"Tentara Pembebasan Baloch sekali lagi memperingatkan China untuk segera menghentikan proyek eksploitasinya… Jika tidak, serangan kami berikutnya akan lebih keras," kata BLA dalam sebuah surel.

Pemberontak separatis Baloch telah berperang untuk mendapatkan jatah lebih besar atas sumber daya alam di provinsi itu selama puluhan tahun. Mereka memfokuskan serangan pada proyek gas cair, infrastruktur dan pasukan keamanan.

Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka telah menyerang proyek dan pekerja China.

Baca Juga:China Kutuk Serangan Bom di Pakistan yang Tewaskan Tiga Warganya

Balochistan dan pelabuhan perairan dalam di Gwadar merupakan jalur utama dalam jaringan proyek infrastruktur dan energi China "Sabuk dan Jalan" yang membentang hingga ke Timur Tengah dan lainnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini