Hari Pertama PTM Guru di Malang Kewalahan Ngajar Satu Kelas di Dua Rangan

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama di Kota Malang membuat salah satu guru kewalahan. Sebab di PTM hari pertama ini guru musti memberikan pelajaran ke dua kelas.

Muhammad Taufiq
Senin, 06 September 2021 | 11:35 WIB
Hari Pertama PTM Guru di Malang Kewalahan Ngajar Satu Kelas di Dua Rangan
Kota Bekasi lakukan Kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Bekasi, (1/9/2021). (Suara.com/Imam)

SuaraMalang.id - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) hari pertama di Kota Malang membuat salah satu guru kewalahan. Sebab di PTM hari pertama ini guru musti memberikan pelajaran ke dua kelas.

Guru itu adalah Erlian Muzdalifah seorang guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) SMPN 20 Malang. Erlian mengaku sejak hari pertama harus beberapa menit bergantian dari satu kelas ke kelas lainnya.

Dari pandangan Suaramalang.id, sejumlah siswa-siswi Erlian yang tidak ada guru di ruangannya. Pasalnya Erlian masih sibuk menerangkan di kelas lainnya.

"Jadi hari pertama ini semua kelas masuk semua sebelumnya pernah masuk cuma pakai ganjil genap. Kalau sekarang kan masuk semua cuma dibuat dua kelas gitu. Satu kelas memakai dua ruangan," kata Erlian yang masih menjadi guru satu tahun di SMPN 20 Malang, Senin (6/9/2021).

Baca Juga:Anaknya Nangis Ingin PTM, Warganet Ini Curhat ke Gibran: Kita Sudah Bayar Mahal

Erlian pun mengaku kewalahan karena dia musti bergantian ke satu ruangan ke ruangan lainnya.

"Kalau dulu ganjil genap kan enak satu kelas ya satu ruangan. Sekarang ini kayak riwa-riwi ya jadi agak lebih susah. Jadi dua kelas itu satu guru mas. Jadi itu sih kesusahannya," tutur dia.

Meskipun kewalahan, Erlian mengaku senang ketika PTM diterapkan lagi. Sebab, siswa-siswinya kini tidak malas mengerjakan tugas.

"Jadi anak-anak lebih semangat lagi untuk sekolah. Biasanya kalah daring kan masih ada tugas-tugas yang gak dikerjakan. Kalau sekarang anak-anak kan lebih semangat lagi untuk mengikuti pelajaran selanjutnya," tutur dia.

Sementara itu salah satu siswi kelas 9 SMPN 20 Malang, Caliya Fasiah Kurniawan (14) mengaku senang bisa sekolah tatap muka lagi.

Baca Juga:SMK Negeri 3 Makassar Perketat Protokol Kesehatan, Sediakan Ratusan Tempat Cuci Tangan

Sebab, dia bisa bertemu dengan teman-temannya lagi dan materi jadi lebih paham karena tatap muka langsung dengan guru.

"Daripada yang kemarin ketika daring kemarin kan anak-anak juga banyak yang gak masuk kalau google meet ya. Ijin-ijin bolos-bolos. Kalah sekarang kan lebih paham materi," tutur dia.

Dia pun berharap, PTM ini bisa mampu mempersiapkan dirinya untuk ujian sekolah. "Jadi lebih bantu memahami materi ya. Harapan saya apalagi kelas 9 kan harus lebih matang ya mau ujian-ujian ini," tutur dia.

Wakil Kepala Kesiswaan SMPN 20 Malang, Liesdyah Iramita menjelaskan, di SMPN 20 tidak menggunakan sistem ganjil genap lagi. Alhasil, semua siswa di setiap kelas musti masuk mengikuti PTM.

"Namun hanya 50 persen kan batasnya. Jadi dari 875 siswa kita yang masuk itu hanya 430-an siswa per hari yang masuk. Jadi karena 50 persen itu yang masuk semua hari ini, semua kelas 9 sampai siswa sebagian kelas 8 A sampai 8 E. Besok, kelas 7 dan juga kelas 8 F sampai I," kata dia.

Untuk mengurangi kerumunan di kelas, Lies menjelaskan, pembelajaran siswa satu kelas menggunakan dua ruangan. Ada 27 ruangan kelas di SMPN 20.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini