SuaraMalang.id - Satu korban akibat perahu nelayan pecah diterjang gelombang tinggi Pantai Selatan Tulungagung, Jawa Timur ditemukan tim SAR dalam kondisi tak bernyawa. Masih ada seorang korban lagi yang belum ditemukan.
"Korban yang ditemukan ini atas nama Marwih (24). Ditemukan di sekitar Pantai Sanggar pada Kamis (2/9) sore sekitar pukul 16.00 WIB, sekitar 2,5 mil laut dari titik korban mengalami kecelakaan laut bersama empat rekannya yang menumpang perahu yang sama," kata Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Yoni Fahriza di Tulungagung, mengutip dari Antara, Jumat (3/9/2021).
Ia melanjutkan, masih ada satu orang nelayan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi korban perahu pecah itu belum ditemukan.
Basarnas mengoptimalkan pencarian dengan menyisir kawasan pesisir pantai dan akan terus diperluas jangkauannya hingga tujuh hari ke depan.
Baca Juga:Kata Nelayan Soal Pembentukan Dinas Kelautan dan Perikanan: Anggaran Bisa Lebih Maksimal
Korban yang belum ditemukan ini atas nama Alfab Azis (25). Ombak yang cukup besar dengan ketinggian sekitar 1-2 meter sedikit menghambat proses pencarian yang dilakukan basarnas bersama nelayan sekitar.
Kronologis kecelakaan laut itu terjadi pada Selasa (31/8/21) malam. Pada kejadian naas itu, perahu yang ditumpangi Marwin dan empat rekannya pecah usai dihempas ombak besar hingga menghantam batuan karang di sekitar Pantai Ngalur, Desa Jenggungharjo, Kecamatan Tanggunggunung, Tulungagung.
Lima nelayan asal Desa Buwunmas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, NTB itu pun tercebur laut dan sempat digulung ombak.
Tiga nelayan berhasil berenang ke arah pantai dan selamat. Sementara dua lainnya, Marwih dan Alfab Azis yang baru dua hari ikut melaut terseret arus dan hilang tenggelam.
Keesokan harinya, setelah tiga korban selamat meminta bantuan warga, Basarnas dibantu nelayan dan TNI/Polri mulai bergerak menyisir pantai guna menemukan keberadaan dua nelayan yang dilaporkan masih hilang.
Baca Juga:Bupati Tulungagung Tepis Isu Terima Honor Pemakaman Jenazah COVID-19
Hasilnya, pada Kamis (2/9) sore jasad Marwih ditemukan, namun sudah dalam kondisi meninggal. Kondisi tubuh korban sudah membengkak dan mengeluarkan bau tak sedap. Kulit pada kaki sebagian sudah mengelupas.
Lalu, pada kepala korban terdapat beberapa luka, terparah pada bagian belakang kepala terdapat luka menganga sepanjang 3 centimeter. Rambut korban hilang, lantaran kulit kepalanya terkelupas.
“Kami lakukan evakuasi sampai jam setengah 6 sore (18.00 WIB)," katanya.
Dari hasil pemeriksaan identitas oleh Tim Inafis Polres Tulungagung dan keterangan keluarga, korban dipastikan Marwin.
Pihak keluarga juga mengonfirmasi bahwa korban adalah Marwih. Hal ini dikenali dari beberapa ciri fisik yang masih bisa dilihat serta pakaian yang dikenakan korban, demikian Yoni Fahriza. (Antara)