Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Pemda Jaga Akurasi Data COVID-19

Menteri Tito Karnavian meminta jajaran pemda selalu memperbaharui data perkembangan COVID-19 di wilayahnya.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 03 September 2021 | 07:30 WIB
Mendagri Tito Karnavian Ingatkan Pemda Jaga Akurasi Data COVID-19
Mendagri Tito Karnavian. [SuaraSulsel.id / Istimewa]

SuaraMalang.id - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta pemerintah daerah (pemda) memperbaiki input data perkembangan COVID-19. Supaya data COVID-19 dapat lebih akurat.

"Kami harapkan data perkembangan COVID-19 senantiasa diperbaharui jangan data yang sudah lama dimasukkan lagi," katanya, mengutip dari Antara, Kamis (2/9/2021).

Menteri Tito Karnavian meminta jajaran pemda selalu memperbaharui data perkembangan COVID-19 di wilayahnya.

"Baik data perkembangan kasus harian berapa pasien konfirmasi positif, sembuh dan yang meninggal dunia juga data seperti kapasitas isoter dan ketersediaan tempat tidur rumah sakit bagi penderita COVID-19," ujarnya.

Baca Juga:Tepis Teguran Mendagri Belum Bayar Insentif Nakes, Bupati Madiun: Semua Sudah Clear

Pelaporan data yang akurat, menurutnya, sangat membantu pemerintah pusat dalam menentukan kebijakan level PPKM.

"Sehingga kami pemerintah pusat dapat menentukan level PPKM berdasarkan data yang diambil pada minggu itu bukan akumulasi data dari dua minggu bahkan lima minggu sebelumnya," ujarnya.

Dicontohkannya, kasus yang terjadi di Provinsi Bali yaitu ditemukannya data perkembangan COVID-19 yang sudah lama bahkan akumulasi dari data minggu sebelumnya namun masih dimasukkan dalam laporan.

"Saya khawatir data yang diinput seperti kasus di Bali adalah data-data yang sudah lama misalnya data yang tiga minggu dan empat minggu sebelumnya dimasukkan di minggu ini padahal data minggu ini harusnya data hari ini juga karena kita menentukan level PPKM itu mingguan," katanya.

Ia menjelaskan, COVID-19 merupakan suatu penyakit yang masa inkubasinya hanya sekitar 14 hari sehingga sangat jarang sekali terjadi dalam waktu yang lama.

Baca Juga:Wali Kota Prabumulih Ditegur Mendagri, Tunggakan Insentif Nakes

"Jika kalau sudah sampai 21 hari kemungkinan hanya dua orangnya sudah sembuh dan kembali sehat antibodinya keluar atau kemungkinan lain yaitu wafat. Sehingga jarang sekali terjadinya long COVID-19 terus menerus dalam waktu yang panjang prevalensinya sangat kecil," ujarnya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini