Sengkarut Vaksinasi Covid-19 Kota Malang

DPRD Kota Malang mengaku kaget dengan laporan data capaian vaksinasi dari dinas kesehatan.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 13 Agustus 2021 | 06:30 WIB
Sengkarut Vaksinasi Covid-19 Kota Malang
ilustrasi vaksinasi di Kota Malang. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraMalang.id - Data capaian vakasinasi di Kota Malang, Jawa Timur rupanya tak jelas. Sengkarut data itu diungkap DPRD Kota Malang.

Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana mengatakan, terindikasi carut marut capaian vaksinasi dan data berdasar laporan Dinas Kesehatan Kota Malang saat melakukan rapat koordinasi, belum lama ini.

"Saat kita melakukan rakor bersama Dinkes, belum ada hal yang signifikan dilakukan terkait dengan itu (capaian vaksinasi). Sifatnya masih birokratis yang rasanya bukan deskresi yang dilakukan," kata Made mengutip dari TIMES Indonesia, Kamis (12/8/2021).

Dijelaskannya, masih ada ketimpangan data dan capaian vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua.

Baca Juga:Kapolresta Malang Kota dan Puluhan Anggotanya Donor Plasma Konvalesen

"Kami sedikit kaget. Ketika Dinkes kami tanya tentang data berapa yang di vaksin, beliau (Kadinkes) menyampaikan yang dosis pertama diangka 49,88 persen dan dosis kesua diangka 19 persenan," tuturnya.

Dewan juga sempat menanyakan data vaksinasi massal. Dicontohkannya, vaksinasi yang digelar Polresta Malang Kota, di Giant Sawojajar. Kemudian vaksinasi massal di Stadion Gajayana Malang sejumlah 30.000 dosis vaksin.

Ternyata, lanjut Made, vaksinasi massal yang telah dilakukan oleh instansi lain tersebut datanya belum masuk ke data Dinkes Kota Malang.

Artinya data Dinkes sejumlah 49,88 persen tersebut belum termasuk data vaksinasi yang telah dilaksanakan instansi lain.

"Dari Faskes-Faskes dan yang lewat Puskesmas atau Poliklinik swasta yang ditugaskan oleh Dinkes (data capaian vaksinasi yang masuk). Belum termasuk vaksin yang itu tadi (Vaksinasi massal atau serbuan vaksin). Nah itulah yang kita kejar untuk diselesaikan oleh Dinkes," jelasnya.

Baca Juga:Polisi Menyiapkan Pasukannya Antisipasi Rencana Demo Menolak Menko Luhut ke Malang

Lebih detail, pelaksanaan vaksinasi di Kota Malang juga menyasar warga luar daerah yang berdomisili di Kota Malang.

"Ini kan Nasional. Ada warga Jakarta hingga NTT yang divaksin disini. Bagaimana cara memilahnya, belum juga bisa masuk. Kami melihat disini ada carut marut data vaksin. Sebenarnya kalau kita melihat warga Kota Malang ini yang sudah divaksin mungkin lebih dari itu. Tapi berapa angkanya kan kita gak tahu. Angka yang masuk itu yang dari Dinkes saja," keluhnya.

Merespon ketimpangan capaian vaksinasi dosis pertama dan kedua DPRD mengusulkan kepada Dinkes Kota Malang untuk bisa diprioritaskan vaksin di dosis kedua. Tujuannya tidak lain demi mencapai kekebalan komunal alias Herd Immunity.

Menurut Made, jangka waktu pemberian dosis kedua yang hanya berjarak maksimal satu setengah bulan, jika tidak segera diberikan, vaksinasi dosis pertama pun akan sia-sia saja.

"Untuk vaksin dosis kedua itu digunakan untuk dosis pertama. Alasan dari Dinkes, karena penetrasi dari pusat, provinsi dan Wali Kota yang mendapat instruksi untuk mendahulukan vaksin satu. Terlupakanlah dosis dua. Yang 49,88 persen (capaian vaksinasi Covid-19 dosis pertama) itu diam dulu dan yang 19 persen itu dikejar biar seimbang. Nah setelah itu baru ke tahap satu lagi untuk pemenuhan target," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini