Hari Keenam PPKM Darurat, Okupansi Hotel di Jember Merosot 20 Persen

General Manager (GM) Meotel Jember by Dafam Hotels, Helman Dedy Choandra menjelaskan, memasuki hari keenam penerapan PPKM darurat, tingkat okupansi terus turun signifikan.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Kamis, 08 Juli 2021 | 20:25 WIB
Hari Keenam PPKM Darurat, Okupansi Hotel di Jember Merosot 20 Persen
Ilustrasi Hotel. Hari Keenam PPKM Darurat, Okupansi Hotel di Jember Merosot 20 Persen. (gettyimages)

SuaraMalang.id - Sejumlah hotel di Kabupaten Jember, Jawa Timur gigit jari. Lantaran tingkat okupansi merosot tajam sekitar 20 persen terimbas PPKM Darurat

General Manager (GM) Meotel Jember by Dafam Hotels, Helman Dedy Choandra menjelaskan, memasuki hari keenam penerapan PPKM darurat, tingkat okupansi terus turun signifikan.

"Kami punya 120 kamar. Dari awal bulan hingga sekarang ini rata-rata 10 - 15 persen saja terisinya. Artinya hanya 15 - 20 kamar saja yang terisi," ujarnya dikutip dari timesindonesia.co.id -- jejaring media suara.com, Kamis (8/7/2021).

Ia melanjutkan, tingkat okupansi mampu menyentuh angka 65 hingga 70 persen perbulan, pada tahun-tahun sebelum pandemi Covid-19.

Baca Juga:Dituding Beri Izin Tambang Pasir Besi, Begini Reaksi Bupati Jember

 "Tahun sebelum pandemi kami bisa closing sampai 65 - 70 persen, 2021 ini tidak ada," sambungnya. 

"Di 2021 yang kita harapkan ada pemilihan kondisi ternyata masih juga ada dampak dari pandemi Covid-19. Memang ada satu dua bulan yang bisa recovery meskipun harganya di bawah pasaran," tuturnya. 

Senada di atas, General Manager (GM) Hotel 88 Jember L. Y. Anggoro Wicaksono mengaku tingkat kunjungan atau tamu hotel anjlok sepanjang PPKM darurat ini.

"Mulai sehari sebelum pemberlakuan PPKM Darurat sudah mulai banyak penurunan," uajrnya.

Padahal, lanjut dia, tingkat hunian bisa mencapai 80 persen pada bulan Juni 2021 . Namun, tren positif itu berlangsung singkat akibat PPKM Darurat. 

Baca Juga:RS Kalisat Jember Dirikan Tenda Darurat untuk Pengoptimalan IGD Pasien COVID-19

"Di Hotel 88 sendiri, terdapat 42 kamar, tingkat hunian saat PPKM Darurat hanya 20 persen atau sekitar 10 sampai 11 kamar. Padahal, bulan Juli ini puncaknya hunian, apalagi habis hari raya kenceng sampai akhir tahun dan tahun baru," tuturnya. 

Ia menyampaikan, penurunan tingkat okupansi terjadi tidak hanya di dalam kota, melainkan semua hotel terkena dampaknya. 

Ia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir dan kondisi kembali seperti semula. Berharao perekonomian lekas pulih, lantaran pihaknya sangat bergantung pada kunjungan tamu.

"Kami yang di perhotelan ini bergantung pada kedatangan orang, dan tamu kami lebih banyak dari luar kota ini," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini