Lahar Dingin Semeru Menerjang Lahan Pertanian Warga Lumajang

Berbagai upaya antisipasi telah dilakukan BPBD Lumajang untuk menahan lahar dingin Gunung Semeru ke lahan pertanian warga.

Abdul Aziz Mahrizal Ramadan
Jum'at, 12 Maret 2021 | 20:23 WIB
Lahar Dingin Semeru Menerjang Lahan Pertanian Warga Lumajang
Lahan pertanian warga Lumajang diterjang lahar dingin Gunung Semeru, Jumat (12/3/2021). [Foto: beritajatim.com]

SuaraMalang.id - Lahir dingin Gunung Semeru menerjang lahan pertanian warga di Dusun Bondeli, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jumat (12/3/2021). Akibatnya, beberapa tanaman rusak tertimbun material luapan lahar dingin.

Kabid Kedaruratan dan Rekontijensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Joko Sambang mengatakan, lahar dingin terjadi akibat hujan deras yang mengguyur kawasan lereng Gunung Semeru. Kemudian menyebabkan aliran lahar dingin di Sungai Rejali meluap.

“Aliran lahar sering mengubah alur sungai dan meluap ke lahan warga,” ujarnya, dikutip dari beritajatim.com media jejaring suara.com, Jumat (12/3/2021).

Ia melanjutkan, lahar dingin yang membawa material batu dan pasir itu menerjang tanggul. Kemudian, material meluap ke lahan pertanian warga yang ditanami padi dan sengon.

Baca Juga:Viral Emak-emak Lumajang Konvoi Pakai Moge, Bapak Ini Bikin Salfok

Pihaknya khawatir juga terjadi kembali luapan lahar dingin akan merusak sumber penghidupan warga tersebut.

“Jika terus-terusan bisa berdampak kerusakan lahan,” jelasnya.

Ia menjelaskan, bahwa langkah mengantisipasi lahar dingin sebenarnya sudah dilakukan BPBD dengan mengubah alur sungai. Namun, menurutnya, hal itu tak mampu bertahan lama, lantaran debit lahar dingin yang terus meningkat membawa material bebatuan dan pasir.

“Bahkan, tanggul sudah diterjang tinggal 2 meter lagi ke jalan pemukiman warga,” ujarnya.

BPBD Lumajang, masih kata dia, juga sudah memasang bronjong (dinding plengsengan dari bebatuan) untuk mengubah aliran sungai Rejali. Namun tetap rusak parah akibat terjangan lahar dingin.

Baca Juga:Hutan Sosial Lumajang, Kementerian LHK Dorong Pembangunan Wilayah Terpadu

“Kami terus memantau dampaknya, alam sudah berbicara dan manusia berusaha,” ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini