Scroll untuk membaca artikel
Bernadette Sariyem
Rabu, 29 Januari 2025 | 17:23 WIB
Kondisi Pasar Besar Kota Malang yang kotor terdampak banjir, Selasa (19/4/2022). [Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia]

SuaraMalang.id - Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang memastikan rencana revitalisasi Pasar Besar Kota Malang tetap berjalan, meskipun masih ada gelombang penolakan dari sebagian pedagang.

Kepala Diskopindag Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, menegaskan bahwa pembongkaran total bangunan pasar adalah langkah awal yang tidak bisa ditawar.

Menurutnya, perbedaan pendapat terjadi karena masih ada pedagang yang belum memahami konsep revitalisasi ini secara menyeluruh.

"Konsep tentang pasar untuk kepentingan orang banyak itu belum mereka pahami," tegas Eko, dikutip hari Rabu (29/1/2025).

Baca Juga: Kesepakatan Gagal, Pedagang Pasar Besar Malang Kembali Tolak Pembangunan Ulang

Eko juga menjelaskan bahwa Pemkot Malang memiliki kewajiban untuk memperbaiki sarana dan prasarana perdagangan, termasuk pasar.

Mengingat Pasar Besar sudah berusia lebih dari 35 tahun, pembongkaran dan pembangunan ulang menjadi solusi yang paling tepat.

"Untuk memperbaiki sarana prasarana perdagangan di Kota Malang, pemerintah wajib turun tangan," imbuhnya.

Ia menekankan bahwa Pasar Besar merupakan aset milik Pemkot Malang, sehingga revitalisasi juga merupakan bagian dari tanggung jawab pemerintah.

"Sertifikatnya atas nama pemerintah kota. Jadi ini kewajiban kita untuk memperbaikinya," ujarnya.

Baca Juga: Kayutangan Malang Makin Kece! Desain Baru Usung Konsep Ramah Pejalan Kaki

Tak Ingin Ada Persepsi Pembiaran

Lebih lanjut, Eko menegaskan bahwa Pemkot Malang tidak ingin terkesan melakukan pembiaran terhadap kondisi Pasar Besar saat ini. Oleh karena itu, ia berharap keseriusan pemerintah dalam proyek ini dapat didukung oleh semua pihak, termasuk pedagang.

"Kalau tidak ada perhatian khusus, nanti masyarakat beranggapan pemerintah melakukan pembiaran. Tapi saat sudah diproses pembangunannya malah ditolak," kata Eko.

Meskipun masih ada perlawanan dari sebagian pedagang, Eko mengaku tidak ingin terlalu ambil pusing dan tetap mengandalkan sosialisasi sebagai pendekatan utama.

"Bagaimanapun mereka tetap warga kita, tetap binaan Diskopindag. Biarkan saja, nanti mereka akan mempelajari kondisi ini pelan-pelan," pungkasnya.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More