Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Jum'at, 12 April 2024 | 21:30 WIB
Arema FC tetap menjalani latihan sambil menunggu jadwal lanjutan BRI Liga 1. (Liga Indonesia Baru)

SuaraMalang.id - Para pemain Arema FC dan klub-klub Liga 1 2023-2024 mengalami lebaran yang tidak biasa tahun ini, dengan jeda liburan yang sangat singkat karena tuntutan jadwal kompetisi.

Kondisi ini terjadi karena PT Liga Indonesia Baru (LIB) memutuskan untuk melanjutkan kompetisi tepat setelah Hari Raya Idhul Fitri, membuat para pemain dan tim harus segera kembali ke rutinitas berat mereka di lapangan.

Awalnya, jadwal Liga 1 diatur agar ada libur panjang sekitar 10 hari sebelum lebaran, dengan laga Pekan 31 yang dijadwalkan pada 2 April.

Namun, segalanya berubah ketika PSSI meminta penundaan liga hingga 3 Mei untuk mendukung partisipasi Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024.

Keputusan ini tidak bertahan lama karena keberatan dari klub-klub, yang khawatir akan tambahan beban finansial untuk memperpanjang kontrak pemain hingga Mei.

Akhirnya, PT LIB kembali menetapkan jadwal lanjutan Liga 1 pada 15 April, hanya beberapa hari setelah Hari Raya Idhul Fitri.

Keputusan ini diterima dengan campur tangan perasaan oleh klub dan pemain yang harus memilih antara merayakan lebaran bersama keluarga atau kembali ke persiapan tim dengan risiko minim persiapan.

Pemain Arema dan tim lainnya di Liga 1 2023-2024 kini menghadapi jadwal yang sangat padat. Dengan pertandingan yang harus dimainkan setiap lima hari untuk menyelesaikan empat pertandingan terakhir, tantangan fisik dan mental menjadi sangat signifikan.

Tim pelatih di setiap klub harus merancang strategi latihan dan rotasi pemain secara cerdas untuk meminimalisir risiko cedera dan kelelahan.

Situasi ini tidak hanya menuntut ketahanan fisik dari para pemain, tetapi juga fleksibilitas dalam mengelola waktu dan komitmen mereka antara keluarga dan tanggung jawab profesional.

Kondisi ini memperjelas tantangan yang dihadapi oleh pemain dan manajemen tim di dunia sepak bola modern, di mana jadwal yang padat dan tuntutan kompetisi sering kali berbenturan dengan kehidupan pribadi dan tradisi cultural.

Kontributor : Elizabeth Yati

Load More