Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Taufiq
Jum'at, 16 September 2022 | 08:35 WIB
Sejumlah rumah warga di Desa Tampo Banyuwangi mengalami kerusakan bagian atap akibat angin puting beliung [SuaraJatim.id/Achmad Hafid Nurhabibi].

SuaraMalang.id - Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di kawasan Malang Raya kemarin, Kamis (15/09/2022). Mulai dari update kasus kematian mahasiswi UNEJ sampai 13 rumah warga Banyuwangi rusak akibat diterjang puting beliung.

Selain itu masih ada sejumlah peristiwa lain:

1. Banyuwangi sudah mulai masuk musim hujan

Ketika daerah lain masih panas akibat kemarau, sebagian wilayah Banyuwangi Jawa Timur ( Jatim ) ternyata sudah memasuki musim penghujan.

Baca Juga: Sebagian Wilayah Banyuwangi Sudah Memasuki Musim Hujan, Puncaknya Desember-Januari

Hal ini disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat. Mereka menyebutkan wilayah yang masuk musim penghujan Banyuwangi barat hingga selatan.

Sementara, untuk puncak musim penghujan di wilayah tersebut diprediksi akan terjadi pada Desember 2022 - Januari 2023. Sedangkan wilayah yang paling akhir memasuki musim hujan yakni kawasan Banyuwangi utara hingga timur.

Dijelaskan Prakirawan BMKG Banyuwangi Benny Gumintar, wilayah tersebut memasuki musim penghujan pada September dasarian I. "Jadi musim hujannya maju untuk di bagian wilayah itu," katanya dikutip dari suaraindonesia.co.id, jejaring media suara.com, Kamis (15/9/2022).

2. Puting beliung terjang permukiman warga Banyuwangi

Angin puting beliung menerjang pemukiman warga Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Kamis (15/9/2022).

Baca Juga: Ngerinya Puting Beliung di Tampo Banyuwangi, 13 Rumah Warga Rusak

Akibat peristiwa alam tersebut, 13 rumah warga rusak, 3 diantaranya mengalami kerusakan parah, bagian atap roboh tersebut angin.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 11.00 Wib. Pada pagi menjelang siang di Desa Tampo diguyur hujan lebat disertai angin kencang yang mengendus dari arah utara ke selatan melewati pekarangan rumah warga.

Romlah, salah satu pemilik rumah mengatakan jika ia sedang mengangkat jemuran, dengan mata kepalanya sendiri ia melihat angin memutar kencang dan menuju pemukiman warga.

3. Keluarga santri Gontor yang tewas minta hasil autopsi

Titis Rachmawati, kuasa hukum keluarga Albar Mahdi (AM), santri Pondok Gontor yang tewas dianiaya seniornya, mendatangi markas Polres Ponorogo.

Kedatangan Titis yang jauh-jauh dari Palembang, Sumatra Selatan ke Ponorogo ini bertujuan untuk mengambil rekam medis milik AM. Hal itu dilakukan setelah korban dianiaya oleh korban lainnya dan 2 tersangka, lalu dibawa ke rumah sakit Yasyfin yang berada di kompleks Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG).

“Untuk tahap selanjutnya, kita melakukan koordinasi dulu dengan pihak Polres Ponorogo,” kata Titis, Kamis (15/9/2022), dikutip dari BeritaJatim.com--jaringan SuaraMalang.id.

Titis pun melakukan koordinasi ini dengan pihak kepolisian untuk mengumpulkan bukti, termasuk rekam medis korban.

4. Misteri kematian mahasiswi UNEJ

Sampai sekarang kematian seorang mahasiswi Universitas Negeri Jember (UNEJ) masih menjadi teka-teki. Menurut keluarga, gadis itu tidak memiliki riwayat penyakit apa-apa.

Sejauh ini, kepolisian memeriksa sebanyak delapan saksi terkait dengan kasus meninggalnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNEJ berinisial PP tersebut. Mereka semua merupakan temannya di kampus dan pesantren.

"Hingga kini sudah ada delapan saksi yang dimintai keterangan dalam penyelidikan meninggalnya seorang mahasiswi Unej itu," kata Kepala Unit Pidana Umum Kepolisian Resor Jember Inspektur Dua Bagus Dwi Setiawan di Jember, Kamis (15/09/2022).

Menurutnya delapan orang yang diperiksa tersebut merupakan teman korban yang berada di pesantren dan Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Unej. Kemudian orang tuanya dan teman pria yang ditemuinya sebelum meninggal dunia.

Load More